Renungan Gimbet

1. “RUMAH YANG TIDAK BERATAP”
Gimbur (Ginting bere Ribuna) sedang berkunjung ke rumah Pak Gimbet di desa Turki ( Tuntungan Belok kiri ). Gimbur mendapat sebuah ketapel untuk bermain – main dihutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam. Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan Pak Gimbet,masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu dikepala, tepat sasaran, matilah sibebek.dia terperanjat dan sedih
Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu namun Unjuk kakak perempuannya melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun. Setelah makan, Bu Gimbet berkata “Unjuk cuci piring” tetapi Unjuk berkata “Bu, Gimbur berkata bahwa ia ingin membantu didapur, bukankah demikian Gimbur?” dan Unjuk berbisik “Ingat bebek?”
Jadi Unjuk pergi bermain dan Gimbur tinggal dirumah. Setelah beberapa hari Gimbur mengerjakan tugas – tugasnya dan tugas – tugas Unjuk, karena Unjuk selalu berbisik “ingat bebek”. Akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya Pak Gimbet dan mengaku telah membunuh bebek dan meminta ampun.
Pak Gimbet berlutut dan merangkulnya, katanya “Sayangku, aku tahu. Tidak kah kau lihat. Aku berdiri dijendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Unjuk memanfaatkanmu”
Bapa nande Turang ras senina, Kasih Pak Gimbet memberikan pengampunan kepada Gimbut yang membebaskan Gimbur dari “keterikatan”, demikian juga marilah kita saling mengasihi, saling member pengampunan, karena Tuhan sendiri telah mengampuni kita (Bd. Imamat 19:18)
“Yesus Kristus juga selalu berdiri di jendela. Dan Dia melihat segalanya. Dan karena Dia mencintaimu, Dia memaafkanmu, mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga melupakan”.
2. SMS Pak Gimbet
(Salam Membangun Solidaritas)
Seorang sahabat yang beragama Islam setiap tahun selalu mengirimkan ucapan selamat natal. Tahun lalu, ia mengirimkan ucapan lewat SMS. 
ijinkan kami menemani berhening kudus dan berdendang gita sorgawi menyambut lahirnya Raja tanpa takhta. Kami turut bahagia dengan kasih-Nya yang membuat kami ikut terjaga’.
“sangat mengharukan!” demikian kesaksian Pak Gimbet. SMS itu menunjukkan sikap terbuka penuh penghargaan terhadap penghayatan iman yang berbeda. Inilah contoh kecil dari persahabatan indah di tengah pluralitas agama yang menjadi ciri masyrakat kita, Indonesia Raya (sekarang mungkin lebih pas disebut , Indonesia Rayung????)
Kristus sendiri mengajarkan keterbukaan terhadap orang lain yang seringkali dan selama ini dianggap bukan saudara kita. Petrus berkata:”sesungguhnya aku te3lah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang”.Kis 10:34. Ajaran ini berbeda dengan ajaran pemimpin agama saat itu (Orang Farisi dan Ahli Taurat) yang membatasi pergaulan dan cinta kasih hanya di lingkungan yang seagama dan sebangsa. Ajaran Kristus dalam khotbah di bukit memang sering menerobos tembok – tembok pemisah yang didirikan oleh manusia, termasuk tembok agama. Pemisahan seperti itu adalah sikap orang yang tidak mengenal Allah. Sedangkan orang yang mengenal Allah, menurut Kristus, harus membuka diri, mau bergaul, menyapa, dan memberi salam kepada semua orang.
Bapa, nande, turang, senina…Apakah SMS dianggap cukup murah dan aman? Kalau ya, mari kita jadikan SMS = Salam Membangun Solidaritas! Keluarga Pak Gimbet yang memberi kesaksian diatas, balik mengirimkan SMS pada hari raya Idul Fitri, 
“Ijinkan kami ikut menjadi fitri, bukan hanya hari ini tetapi sepanjang jalan kehidupan yang masih panjang bersama sahabat yang melebihi saudara”
Ini hanya contoh kecil. Kita sendiri pasti bisa lebih kreatif

3. “DOA SANG BAPA”
Pak Gimbet mengakhiri khotbahnya di suatu hari Minggu dengan berkata, “Jika ada seseorang di sini yang menginginkan bantuan untuk mengenal Allah dan ingin agar saya mendoakan, silakan angkat tangan.” Seorang pria muda bernama Andeska (Anak Desa Karo) berdiri dan berkata, “Tolong doakan saya, Pak. Beban dosa saya terlalu berat untuk dipikul.” 
Setelah kebaktian, Pak Gimbet berbicara dengan Andeska dan membawanya untuk percaya kepada Yesus. Andeska telah berkelana dari satu kota ke kota lain selama delapan tahun tanpa memberi kabar kepada orangtuanya. Jadi pada saat itu ia memutuskan untuk menulis surat dan memberi tahu mereka tentang perubahan dalam hidupnya.(Maklum karena pada saat itu belum ada HP, Email atau Face Book)
Beberapa hari kemudian, datanglah jawaban dari ibunya, “Anakku terkasih, engkau pasti menerima Yesus Kristus pada jam yang sama saat ayahmu pulang ke surga. Ia telah sakit cukup lama, dan pada hari itu ia sangat gelisah. Ia berguling-guling di tempat tidurnya sambil berseru, ‘Tuhan, tolong selamatkan Andeska yang tersesat dan patut dikasihani.’ Ibu yakin bahwa salah satu alasan engkau menjadi orang kristiani adalah permohonan Ayah yang tak putus-putusnya.” 
Pembaca Renungan Mingguan yang terkasih, “Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita,biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau “(Ams 23:25 ) .
Mari…..
Jika kita masih mempunyai Nande,Bapa , Jika kita mempunyai “ORANG TUA”(Sesepuh,Perintis,Pendahulu,dsb) lakukan segala sesuatu agar dia bahagia…..karena “mereka-merekalah kita ada dan bisa hidup seperti sekarang ini.
Marilah kita mengucap syukur kepada Allah untuk para ayah yang setia, yang tidak pernah berhenti berdoa bagi anak-anaknya. Karena 
AYAH YANG BERDOA MENCERMINKAN KASIH BAPA SURGAWI

4. PASUTRI “PA MENCI ” dan “TIKUS”
Beberapa bulan setelah berumah tangga, Pasutri (Pasangan Suami Istri) saudara Pak Gimbet yang dijuluki dengan Pa Menci ( Parang mbelin mencari Cinta) berkata kepada istrinya Tikus ( nama panggilan khasnya kepada istrinya Tikus alias Tiganku Sayang), “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia …”
Istrinya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu Pa Menci dan Tikus sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman …. Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir ….
“Maaf, apakah aku harus berhenti?” tanyanya. “Oh tidak, lanjutkan …” jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia. “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satu pun dari pribadimu yang kudapatkan kurang 
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya … Ia menunduk dan menangis .
Bapa,Nande Turang ras Senina, Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk bagi pasangan kita juga bagi Orang-orang disekitar kita.
Pa Menci, mengingat Firman Tuhan yang ditaburkan Pak Gimbet pada waktu pemberkatan mereka:”Bagaimanapun juga bagi kamu masing-masing berlaku:Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya”.Efesus 5:33.
5. “TRIPEL FILTER TEST” Ala Pak Gimbet
Suatu hari Kalimbubu Pak Gimbet (sebut saja Tartik alias Tarigan Perpolitik/Banayk Taktik atau Perotik-otik) )bertemu dengan Pak Gimbet dan berkata, “ Tahukah kam apa yang saya dengar tentang seninangu Gimunt ( Ginting Munthe) ?” 
“Tungggu beberapa menit,” Pak Gimbet menjawab. “Sebelum kam menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test.” 
“Triple Filter?” kata Tartik dengan sedikit heran
“Benar,” kata Pak Gimbet “Sebelum kita bicara tentang Gimun, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan kam katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test.” 
Filter pertama adalah KEBENARAN.“Apakah kam yakin sepenuhnya bahwa yang akan kam katakan pada saya benar?” 
“Tidak,”jawab Tartik,“sebenarnya aku hanya mendengar tentang itu dari orang lain” 
“Baik,Kalimbubu” kata Pak Gimbet. “ jadi kam tidak yakin bila itu benar. Sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang kam katakan tentang Gimun itu sesuatu yang baik?” 
“Tidak, malah sebaliknya ……” jawab Tartik.
“Jadi,” Pak Gimbet melanjutkan, “kam akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi kam tidak yakin apakah itu benar. Oke, Kam masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan kam katakan pada saya tentang Gimun berguna bagi saya?” 
“Tidak, sama sekali tidak.” 
“Jadi,” Pak Gimbet menyimpulkan, “ bila kam ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar, buruk dan bahkan tak berguna, mengapa kam harus mengatakannya pada saya?” “Okelah kalau begitu…” kata Tartik
Bapa,Nande,Turang ras senina, gunakan triple filter test setiap kali kita mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang kita kasihi.Karena Orang yang bijaksana adalah orang yang berbicara/melakukan Kebenaran,Kebaikan dan yang berguna bagi orang lain.Dan jangan lupa Firman Tuhan karena daripadaNyalah Khikmat yang sesungguhnya.(Ams 2:6).
Selamat mencoba Trifel Filter Test dan Selamat menjadi orang Bijaksana.”Karena Tuhanlah yang memberi Khikmat.
 
6. “PERCAKAPAN PAK GIMBET dengan PAK KARMIS”
Pak Gimbet ketika akan menyelesaikan studynya meneliti sebuah “issu” atau kabar burung yang menyebutkan bahwa tidak semua kehidupan seorang Pengemis itu sengsara karena menurut kabar burung yang diterima Pak Gimbet, penghasilan Pengemis di Jakarta bisa melebihi penghasilan seorang Pegawai Negeri sipil.
Kemudian Pak Gimbet melakukan penelitian lapangan dengan terjun dan melakukan wawancara dengan beberapa karmis. Berikut adalah petikan wawancara Pak Gimbet dengan seorang karmis yang bernama Karmis ( Karo Pengemis??? )
Pak Gimbet : Sudah berapa lama bapak Karmis di Jakarta ?
Pak Karmis : Sudah hampir 25 tahun
Pak Gimbet : Bapak punya anak berapa ?
Pak Karmis :Saya mempunyai 3 orang anak .
Pak Gimbet: (dengan penasaran) dimana anak bapak sekarang ?
Pak Karmis : Anak pertama saya ada UI ( Universitas Indonesia ) 
Pak Gimbet : (Kagum sambil menggelengkan kepala) bagaimana dengan anak yang kedua ?
Pak Karmis : (dengan santai) anak yang kedua ada di UNAIR (Universitas Air Langga-Surabaya)
Pak Gimbet : Wow, anak yang ketiga ?
Pak Karmis: o oh,…anak saya yang ketiga ada di UNDIP (Universitas Diponegoro di Semarang ) 
Pak Gimbet : (semakin penasaran) jadi, anak bapak kuliah semua?!?!?
Pak Karmis : (dengan santai) Nggak !
Pak Gimbet : Jadi dosen ?
Pak Karmis : Nggak !
Pak Gimbet:(makin heran) lalu ngapain mereka di kampus-kampus yang bapak sebutkan tadi ?
Pak Karmis : jadi pengemis semua di sana !
Pak Gimbet : ooo, pantes ! saya kira bapak ini patut jadi teladan, jadi contoh yang baik, pejuang ulung tapi….
Bapa Nande Turang ras senina mungkin Pak Karmis menjadi teladan bagi anak-anaknya dan anak-anaknya juga menjadi pengemis. Rasul Paulus juga menjadi teladan, namun bukan teladan sebagai pengemis tapi teladan dalam hal mempertahankan identitas sebagai anak-anak Allah mempertahankan diri sebagai warga negara surga.Bd.Fil3:20-21.
7. BULAN PROMOSI
Gibal (Ginting Bebal), saudara Pak Gimbet adalah seorang pemuda yang hidup semaunya sendiri dan banyak melakukan kejahatan. Pada suatu hari Gibal jatuh sakit, begitu parah sehingga oleh keluarganya ia dilarikan ke rumah sakit, dan langsung masuk ke ruang ICU.
Antara hidup dan mati, jiwanya melayang-layang dan tiba-tiba datanglah seorang yang berpakaian putih, seperti seorang malaikat, begitu tampan dan berwibawa. Orang ini memperkenalkan dirinya, “Saya Lucifer …, pangeran neraka.”
Alangkah terkejutnya Gibal itu, sebab setahunya, Lucifer adalah iblis, dan iblis adalah makhluk yang sangat mengerikan, tidak mungkin setampan ini. 
Kemudian Lucifer mengajak Gibal berkeliling neraka. Gibal itu terkejut, sebab neraka yang dilihatnya begitu indah, penuh dengan pesta pora, banyak artis, pemimpin dan orang terkenal. …”Wah, ternyata neraka tempat yang mengasyikkan, pikirnya.”
Gibal bertanya, “Bolehkah aku masuk ke sana sekarang?” jawab Lucifer, “Tidak , sekarang kamu harus pulang dan lakukanlah banyak dosa.”
Singkat cerita, Gibal tidak jadi mati, ia berangsur-angsur pulih dan sehat seperti sediakala. Namun, ia menjadi semakin jahat, dan akhirnya sebuah peluru petugas keamanan mengakhiri hidupnya.
Sampailah Gibal ke pintu neraka, dan ia terkejut luar biasa, sebab ia disambut oleh suatu makhluk raksasa yang mengerikan. Gibal bertanya, “Siapa kamu?” Makhluk itu menjawab, “Aku Lucifer”. 
Gibal sangat ketakutan … dan Lucifer berkata, “Mari masuklah ke dalam neraka.” Pintu gerbangpun terbuka, dan Gibal melihat kobaran api yang menyala-nyala dan dia mendengar jeritan kesakitan, isak tangis dan ratapan duka.
Dengan kagetnya Gibal kembali bertanya, “Dulu kan kamu bawa aku ke neraka yang begitu indah, … tapi kog sekarang… begitu mengerikan, …” Dengan santainya Lucifer menjawab, “Benar, saat itu kan bulan Promosi!”
Bapa, nande, turang ras senina, Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar untuk itu tetaplah dalam iman. Jangan terpengaruh oleh kenikmatan duniawi karena itu adalah Promosi dari Iblis yang membawa manusia kedalam neraka.

8. “PERCAKAPAN PAK GIMBET DENGAN SETAN”
Suatu hari ada setan yang sedang duduk dengan santai di luar sebuah gereja disekitar Mayasari, yang penuh sesak dengan jemaat yang sedang beribadah kepada Tuhan. 
Lalu pak Gimbet yang berada di depan gereja tersebut bertanya: “hai setan, apakah engkau tidak merasa gelisah melihat begitu banyak orang sedang beribadah kepada Tuhan di dalam gereja?
Si setan yang datang dari deleng Sinabun naik Pesawat Jatayu (Jangan tanya lah yauu…) tersenyum licik dan menjawab: “No way! Cuex aja! Aku sama sekali tidak gelisah, orang-orang yang beribadah di dalam gereja itu hanya 2 jam saja, sebentar lagi mereka akan keluar dari gereja dan pada saat itu aku akan menerkam dan menguasai. Orang-orang itu hanya menjadi Kristen pada hari Minggu saja. Lihat saja, setelah mereka memasuki hari Senin, Selasa, Rabu, dst, mereka dan menjadi milikku dan bukan lagi milik Kristus. 
(Pak Gimbet terkejut dan sadar rupanya percakapan di atas hanyalah sebuah khayalan, karena tidak mungkin pak Gimbet berdialog dengan setan. Karena setan pasti takut kepada pak Gimbet atau malah sebaliknya pak Gimbetlah yang takut kepada setan???)
Saudara pencinta renungan minggu, walaupun ini hanya sekedar khayalan namun, benar begitu banyak orang Kristen berbakti dan beribadah secara lahiriah saja sementara batin dan hatinya masih jauh dari Tuhan.’Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumunan dan duduk dihadapanmu sebagai umatKu, mereka mendengar apa yang kauucapkan,mulutnya penuh dengan kata-kata kasih dengan suara merdu,dan yang pandai main kecapi, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melalukuannya.Yehezkiel 33:321. 
Ibadah yang benar di gereja pada hari Minggu harusnya menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Janganlah kiranya di gereja Mukanya seperti Mother Theresia keluar dari gereja mukanya muka Mak Lambir.
Tapi , Puji Tuhan……Haleluya……karena jemaat Pak Gimbet tidak seperti itu karena kebenaran Tuhan tetap menjadi Standart bagi kehidupan kita.
SELAMAT HARI MINGGU, SALAM PAK GIMBET
9. Mbak Buri…
“Tak Gendong Kemana – Mana…”
“Jamu… Jamu… Jamu Mas…” seru mbak Buri
“Jamu… Jamu… ada Jamu Pegal Linu, Tolak Angin” lanjutnya tanpa lelah.Dari door to door, Halim…….,PGC…….., Mayasari…”Tak Gendong Kemana – Mana…” Demikianlah mbak Buri menjajakan jamunya, bagaikan lagu lantunan Mbah Surip.
Ketika Pak Gimbet melihat mbak Buri, Pak Gimbet mencoba mewawancarainya. “Kenapa mbak Buri tidak merasa lelah dan malu menawarkan jamu?” Tanya Pak Gimbet penasaran.
“Ada 2 hal Pak yang membuat saya tidak lelah dan malu. Pertama karena saya hidup dari hasil penjualan jamu ini. Kedua, saya yakin bahwa yang membeli jamu ini akan sehat ketika meminumnya” jawab mbak Buri seraya menunjuk kearah jamunya.
“Untuk itu apapun yang terjadi saya akan maju terus… tak Gendong Kemana – Mana…” lanjut Mbak Buri seraya meninggalkan Pak Gimbet
Pak Gimbet merenung sejenak (tentu bukan karena ditinggalkan Mbak Buri , karena nanti Mbak Ribu cemburu lho….). Tapi atas apa yang diucapkan mbak Buri.
Bapa,Nande,Turang ras Senina, Kekelengen Yesus Kristus, bukankah Firman Tuhan, Berita Keselamatan adalah kehidupan kita, lantas kenapa kita harus malu Firman Tuhan bagaikan “jamu” mbak Buri
Pertama : kita hidup dari/ oleh FirmanNya dan Kedua : Firman Tuhan tersebut berguna bagi orang lain yang menerimanya.
Untuk itu Musa dalam kitab Ulangan mengulang-ulangi agar bangsa Israel hidup didalam Firman/Perintah Tuhan.
Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh Tuhan Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.Ul.4:5.
Firman Tuhan, Tak Gendong kemana-mana…..kapanpun, dalam keadaan apapun, Selamanya bersamaNYa.HALELUYA.
10. ”AYO KAMU BISA…..!!!”
Ada Sebuah jam dinding yang baru saja selesai dibuat Pak Pramana (Prangin-angin Mardinding nari) Kalimbubu Pak Gimbet, Pak Pramana mengantungkannya di dinding. Jam dinding baru yang “masih muda” itu melihat ke kiri dan ke kanan. Ternyata ada banyak sekali teman “seperjuangannya”, Ia bertanya kepada teman disampingnya yang sedang rajin bekerja, terus berdentang…berdentang terus…… ”Apa yang harus aku perbuat?”
Jam dinding tua disebelah kirinya berkata, ”engkau harus mengikuti teladanku. Dalam setahun engkau harus bergerak ke kiri dan ke kanan sebanyak 31.536.000 kali”
Mendengar itu jam dinding yang masih muda dan belum begitu berpengalaman putus asa dan hampir saja jatuh pingsan. ”apakah saya mampu bergerak sebanyak itu???????” keluhnya
Melihat teman yang masih belum makan garam yang sudah hampir menyerah sebelum memulai itu, jam dinding disebelah kanannya berusaha menghiburnya ”hai anak muda! tak usah engkau berfikir terlalu berat, Tak perlu menghitung dalam setahun engkau bergerak berapa kali. Namun dalam setiap detik bergeraklah satu kali itu sudah cukup, Ayo kamu bisa!!!”
Jam dinding yang masih muda kini menjadi agak lega. Ia merasa bahwa ia mampu bergerak sekali dalam setiap detik. 
Setelah setahun wah luar biasa, secara tak sadar ia telah menyelesaikan pergerakannya 31.536.000 kali.
Bapa,Nande,Turang ras Senina, Pembaca Renungan Mingguan, kadang kita merasa tidak mampu melakukan sesuatu, namun yang penting : Taburkanlah benihmu….lakukanlah sesuatu, jangan menyerah….(“Taburkanlah benihmu pada pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil atau kedua-duanya sama baik”.Pengkhotbah 11:6)
Pengurus Mamre & Moria yg masih “Baru” mungkin juga saudara seperti jam diatas, apakah yang harus aku lakukan???? Pak Gimbet mau katakan Lakukanlah sesuatu berdasarkan kemampuan dan Percayalah saudara akan menyelesaikan Priode 2010 – 2015 dengan Sukses. SELAMAT MELAYANI.
11. “anakdombaAllah@Yesus.co.id”
Nd. Metik, Anggota Jemaat Pak Gimbet terkena serangan jantung dan dibawa ke rumah sakit. Dalam keadaan koma diruang operasi, dia bertemu Tuhan dan berdoa mohon perpanjangan untuk hidup lagi. Tuhan berkata, “ Oh baik..,kamu akan hidup 30 tahun lagi.”
Setelah di operasi dan merasa bahwa umurnya masih akan panjang, dia memutuskan untuk melakukan operasi plastik di muka, hidung dimancungkan, pipi dibuat lesung, tambahan silicon di dada, operasi buang lemak bahkan rambutnya di cat pirang. Selesai operasi dan perawatan kesembuhan yang memakan biaya besar dan waktu 6 bulan, Sepulang dari salon perawatan menyebrang jalan, sebuah bis menabraknya dan tewaslah dia seketika.
Di pintu gerbang sorga, dia dilarang malaikat masuk, dia pun protes; “Tuhan jawab doa saya, saya kenal DIA, Mosok saya nggak boleh masuk sorga?” Malaikat menjawab: “Makhluk seperti kamu tidak ada di File igm-pdt@yaho.co.id”.
Bapa nande turang ras senina, “Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang tidak dibuat oleh tangan manusia” 2 Kor 5:1. Nd.Metik ketika diberi perpanjangan waktu untuk menerusi kehidupannya bukannya “Memperbaiki kediaman yang kekal”, namun sebaliknya “memperbaiki Kemah” yang sementara itu yakni kecantikan jasmani.
Hati-hati jangan-jangan nama bapa, Ibu, Saudara tidak ada di igm-pdt@yahoo.co.id. Tapi jangan kuatir jika kita hidup berdasarkan iman nama kita akan ada di notebook Tuhan email anakdombaAllah@Yesus.co.id
12. “SEMANGKUK BAKMI”
Pada malam itu, Gimbur ( Ginting Bere Ribuna ) bertengkar dengan Bu Gimbet. Karena sangat marah, Gimbur segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi, dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Gimbur berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, “Nak, apakah kau ingin semangkuk bakmi?”
“Tetapi aku tidak membawa uang” jawabnya dengan malu – malu
“Tidak apa–apa, aku akan mentraktirmu” jawab pemilik kedai
“Silakan duduk aku akan memasak bakmi untukmu”
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi dengan sepiring sayuran. Gimbur segera makan beberapa suap dan kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa Nak?” tanya si pemilik kedai. “Tidak apa–apa. Aku hanya terharu” jawab Gimbur sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan seseorang yang baru ku kenal pun memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi… ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau seseorang yang baru kukenal, tetapi peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri.” Katanya kepada pemilik kedai
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkatan Gimbur, menarik nafas panjang dan berkata, “Nak, mengapa kau berfikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu berterimakasih. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau masih kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar”
Gimbur terhenyak mendengar hal itu.
Saudara Pecinta Renungan Minggu, betapa sering kita kurang merasakan kasih setia Tuhan kita merasa Tuhan tidak adil. Sebenarnya Mata Tuhan melihat segala pergumulan kehidupan saudara, Ia mendengar keluh kesah saudara-saudara ( Bd.Yes 32:3 ).

13. Pa Menci TS : “DIA yang kukenal”
Pada suatu hari, dua orang sahabat yang lama tidak berjumpa,Pak Gimbet dengan Pa Menci TS, sedang bercakap-cakap.
Pak Gimbet : Jadi kam sudah bertobat dan mengenal Yesus,!!!!!!!!
Pa Menci TS : Ya, 
Pak Gimbet : Kalau begitu sekarang kam tentu tau banyak tentang Dia. Misalnya, di Negara mana Ia dilahirkan?
Pa Menci TS : Aku tidak tau
Pak Gimbet : Berapa usiaNya sewaktu Dia wafat ??
Pa Menci TS : I dont now 
Pak Gimbet : Wao ..sudah pula kam Bhs orang Inggeris .Biasanya bahasa kalak Indonesia pun kam masih erpasir-pasir. 
Kalu begitu Berapa kali Dia berkhotbah???
Pa Menci TS : Aku juga tidak tau, alias la kueteh..
Pak Gimbet : ( Sambil menggeleng-gelengkan kepala, tanda heran ). Untuk ukuran orang yang menyatakan diri telah bertobat dan menjadi pengikut Kristus, pengetahuanndu sedikit sekali.
Pa Menci TS : Kam memang benar, aku malu karena begitu sedikit pengetahuanku tentang Dia, tetapi sekurang-kurangnya aku tahu hal ini: Tiga Tahun yang lalu aku seorang pemabuk, Hutangku banyak, Keluargaku berantakan. Anak-Istriku selalu takut setiap kali aku pulang. Tetapi sekarang setelah aku mengenal Yesus; aku tidak minum tuak lagi, Hutangku Lunas, Keluarga kami bahagia,anak dan Istriku menantiku pulang kerumah setiap sore. Ini semua karya Kristus bagiku. Sebanyak itulah yang ku ketahui tentang Kristus.
Bapa , Nande, Senina ras Turang…pertobatan Pa Menci TS benar-benar luar biasa, bukan masalah apa yang ia tau tapi apa yang ia lakukan setelah bertobat.Benar-benar nama PA MENCI TS ( PArang mbelin MENcari Cinta Tarigan Sibero ) berobah arti setelah Dia Bertobat yakni : PArang mbelin MENcari Cinta Tuhan Selamanya.
Bagaimana dengan saya dam saudara-saudara seberapa banyak yang kita ketahui tentang Dia???. Minggu Advent yang kedua ini, mengajak kita : “bangkitlah, angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah dekat”.

14. SUZUKI APV PAK DARTING
Seorang bapak yang sering dipanggil dengan Pak Darting dari Turki (Tuntungan Belok Kiri, kampung Pak Gimbet ) pulang ke rumah dengan membawa mobil Suzuki APV kebanggaannya, yang baru ia beli dari hasil sawitnya di Riau.
Ketika ia memarkirkan Suzuki APV tersebut, anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira, ia memukul – mukulkan palu ke Suzuki APV tersebut. Akibatnya Suzuki APV tersebut penyok dan catnya tergores.
Pak Darting berlari dan menghampiri anaknya tersebut dan memukul – mukul jari – jari tangan si anak dengan palu sebagai hukuman.( sesuai dengan namanya Darting=Darah Tinggi) ia sangat-sangat emosi sekali.
Setelah tiga hari berlalu baru Pak Darting tenang kembali, lau dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Namun apa boleh buat walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang telah hancur tersebut, tetapi tetap gagal. Akibatnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi pada semua jari tangan anak kecil tersebut.
Ketika anak kecil itu sadar dari operasi dan jari-jarinya telah tidak ada, dengan polos ia berkata ”papa, aku minta maaf tentang Auzuki APV papa, tetapi kapan jari – jariku akan tumbuh kembali?”
Pak Darting pulang ke rumah dan ………………melakukan bunuh diri.
Bapa, Nande, Turang ras Senina Amarah, Emosi adalah cara hidup yang tidak benar yang akhirnya mendatangkan hukuman, setiap tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan fikirkan sebelum mengambil tindakan
Minggu Adven III ini memperingatkan kita untuk meninggalkan amarah,Emosi, sifat menghakimi, egois. Karena Ia akan membalas menurut perbuatannya……(Roma 2 : 6-9) .
15. “KADO NATAL UNTUK YESUS”
Pak Gimbet bermimpi melihat Yesus sedang menulis pada sebuah buku dan dikelilingi oleh para malaikat.
“Apa yang sedang dilakukan Yesus?” tanya Pak Gimbet pada seorang malaikat yang berdiri didekatnya.
“Dia sedang membuat daftar kado Natal yang sedang diinginkanNya” jawab malaikat itu perlahan.
Yesus membuat daftar permintaan??? Pak Gimbet penasaran apakah kado yg diinginkan Yesus…. Yesus masih terus menulis, jantung Pak Gimbet berdebar- debar, Apakah permintaan Yesus dapat ia berikan??? Pak Gimbet tidak memiliki Emas, Kemenyan, Mur seperti Persembahan orang Majus, tak ada hal -hal yang cukup berarti untuk dipersembahkan kepada Sang Mahakudus .Bapa,Nande,Turang ras Senina kira-kira apa ya kado yang diinginkan Yesus?????
Yesus berhenti menulis. Dia tersenyum kepada Pak Gimbet dan melambaikan tangan memberi isyarat supaya mendekat. Pak Gimbet gemetar namun dipenuhi rasa hormat, rasa ingin tau…
Yesus menatap dalam-dalam mata Pak Gimbet lalu bertanya “Mengapa engkau gemetar?”
“Aku tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepadaMu, Tuhan” jawab Pak Gimbet
Yesus menggeleng-gelengkan kepala dan mengulurkan buku-Nya kepada Pak Gimbet. Sambil berkata : “Tidak, engkau memiliki apa yang Aku ingin kan melebihi segalanya. Bacalah sendiri” 
Pak Gimbet menatap halaman yang bersih dan putih berisi satu kalimat. “Yang Aku inginkan hanyalah hati dari orang-orang yang Aku datangi untuk Aku selamatkan”. 
Pecinta Renungan Mingguan, datanglah kepada Yesus. Berikanlah hati kita karena itulah kado Natal yang diinginkan Yesus. Minggu ini Minggu Adven IV, persiapan terakhir menanti kedatangan Yesus.
Mamre,Moria,Permata KA-KR bawalah 3”ATE” ( Hati) “ATE JADI’ , “ATE MEKUAH’ ras ‘ ATE KELENG”. Jangan bawa “ate-ate” alias perate-ate.
“Diantaramu akan kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama Tuhan”. Zefanya 3 : 12
16. “Palungan Yang Hilang”
MACITNA (MAmre CIliliTan NAri) mengirimkan sebuah Renungan melalui fb yang berjudul “Palungan Yang Hilang”.( Renungan itu direnungkan Pak Gimbet dan Pak Gimbet menceritakan ulang untuk kita Renungkan)
Pernak-pernik Natal terlihat menghiasi Jalan-jalan, Gang-Gang di sekitar Mayaseru (mungkin tetangga Mayasari), pita serta lampu warna-warni semakin menyemarakkan perayaan Natal yang akan dilangsungkan. Semua orang bersukacita, Mamre,Moria,Permata,KAKR. 
Tetapi tiba-tiba keceriaan mereka berubah menjadi kepanikan. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata palungan yang telah persiapkan sebagai simbol utama kehadiran Yesus raib dari tempatnya. Panitia besrta Macitna kalang kabut, bagaimana mungkin merayakan Natal tanpa palungan? Mulailan mereka mencari-cari palungan itu, siapa gerangan yang telah lancang mengambilnya. Semua warga pun ikut larut dalam kepanikan dan akhirnya mereka pun turun tangan membantu untuk menemukan palungan yang hilang tersebut. Dari WarGinsi (Warung Ginting Simalem) , Ke BKN, BNN,PGC terus ke Condet. 
Akhirnya Bapa,Nande,Turang ras Senina, atas kerja sama yang baik, mereka menemukan palungan itu. Dimana???. Ternyata palungan itu ditemukan dirumah seorang janda miskin, ia tidak dapat membeli peti mati untuk anaknya,yang meninggal , sehingga ia meletakkan mayat anaknya dalam palungan tersebut.
Kejadian yang ada didepan mata mereka merombak secara total konsep Macitna tentang Natal. Kekesalan karena seseorang telah mengambil palungan itu serta merta sirna dari hati mereka. Semua panitia Natal memutuskan untuk merayakan Natal dirumah sang janda, bukan dalam kemewahan dan gemerlapnya lampu-lampu serta pernak-pernik Natal, tetapi dalam ketiadaan. Mereka akhirnya mengerti bahwa Natal sesungguhnya adalah bagaimana kita memaknai kelahiran Juruselamat dengan sebuah pengorbanan.
Pecinta Renungan Mingguan, benar memang Natal telah berlalu namun kata”Pengorbanan” janganlah berlalu.
Ingat Keberanian dan Pengorbanan Orang Majus, Ingat Bayi-Bayi yang terbunuh/menjadi korban atas kekejian Herodes.(Baca Mat.2:13-18)
Pesan Pak Gimbet , Minggu terakhir 2010 ini, setelah Natal Berlalu,Persembahkanlah/Korbankanlah HATI kita sebagai PALUNGAN-PALUNGAN bagi setiap orang yang membutuhkan.

17. “TUKANG CUKUR PAK GIMBET”
Pak Gimbet datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut, si tukang cukur mulai memotong rambutnya dan mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, mulai dari Liga Primear,Ariel, Gayus dsbnya. Akhirnya topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. 
Si tukang cukur bilang, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada”. “Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal Pak Gimbet. “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.” 
Pak Gimbet diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan Pak Gimbet pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu Pak Gimbet melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. 
Pak Gimbet balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.” Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”. “Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!” “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”. “Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. ” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri. “Benar!” kata Pak Gimbet menyetujui. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.” Situkang cukur terbengong!!!
Bapa,Nande Turang ras Senina, kita memang tidak pernah mengatakan Tuhan tidak ada, namun mungkin kita meragukan keberadaan dan Kuasa Yesus, seperti Natanael yang mengatakan :mungkinkah sesuatu yang baik datang daei Nazaret????
18. ”BURGIT YANG PELIT”
Pada zaman dahulu hiduplah seorang wanita tua Bibi Tua Pak Gimbet yang sangat kikir Ia juga menganut ilmu gaib. Pada suatu hari, ketika ia sedang menyimpan uangnya dalam sebuah kotak, ia berkata : ”Aku mengutukmu, uangku! Engkau akan berubah menjadi katak.” Ketika ia mengutuk uangnya tersebut tetangganya Nd.Riga mendengarnya.(Siapakah Nd.Riga??? , Tunggu Edisi selanjutnya)
Nd.Riga yang cerdik segera pergi kesebuah kolam di dan menangkap sejumlah katak. Ia membawanya kerumah Burgit dan mengambil seluruh uang dari kotak Burgit tersebut. Lalu ia menggantikan uang tesebut dengan katak.
Ketika Burgit pulang, ia membuka kotaknya untuk memeriksa apakah uangnya aman. Diluar dugaannya, katak – katak berlompatan keluar sementara uangnya lenyap.
”Astaga, uangku, engkau keliru. Aku tidak bermaksud bahwa engkau harus berubah menjadi katak ketika aku memandangi kamu, melainkan hanya ketika orang lain memandangi kamu. Aku mohon, kembalilah menjadi uangku lagi!”
Karena katak – katak itu katak sungguhan, mereka berlari secepat mungkin. Sang wanita tua pun meratapi uangnya selama berhari – hari. Oh Burgit,: “Beru Ginting Murbit”, “Beru Ginting Pelit” dan “Beru Ginting sulit”. ( Untung Beru Ginting di Indonesia tercinta ini tidak ada Beru Ginting seperti Burgit dalam cerita ini )
Bapa,Nande,Turtang ras Senina, Sebelum uang kita berubah menjadi katak – katak yang berlompatan keluar. Marilah kita mempersembahkannya kepada Yesus,seperti Guru Timur mempersembahkan Emas,Kemenyan dan Mur.
19. Nd. RIGA DENGAN SEEMBER AIR
Ada seorang janda miskin yang tinggal disatu pondok kecil yang hidup berseberangan dengan Pak Gimbet seorang pendeta. Kesayangan utama janda miskin ini adalah bunga – bunga yang ditanam didepan rumahnya. Suatu hari janda miskin ini jatuh sakit, sehingga ia harus terbaring ditempat tidur untuk waktu yang cukup lama. Semua teman – teman dan tetangga – tetangganya datang untuk menunjukkan perhatian dan kebaikan hati mereka. Dari balik jendelanya, Pak Gimbet dapat melihat siapa saja yang mengunjungi janda itu setiap hari.
Disebelah rumah janda miskin ini tinggal juga seorang Moria sebut saja namanya Nd.Riga. Dia tidak terlihat mengunjungi janda miskin ini dan dia juga tidak menunjukkan perhatian secara menyolok kepada janda miskin ini. Tapi menjelang petang dia selalu datang membawa seember air dan mulai menyirami bunga – bunga milik janda miskin yang hampir layu karena teriknya sengatan matahari musim panas. Dia rajin melakukan hal ini sampai sijanda miskin itu sembuh kembali.
Hari pertama janda miskin ini sembuh, hal pertama yang ingin dilakukannya adalah melihat bunga kesayangannya. Wajahnya terlihat semakin cerah saat diketahuinya bahwa bunga – bunga miliknya tetap segar dan cerah. Pak Gimbet tidak menyelidiki apakah janda miskin ini tahu siapa yang merawat bunga – bunganya. Namun Pak Gimbet melihat tulusnya kasih dan perhatian yang diberikan Nd.Riga ini.( Siapakah Nd.Riga??? ssssstt….jangan di expos ya…..Nd.RIGA adalah singkatan dari Nd.RIbu Gaul, maksudnya pandai bergaul )
Bapa, nande. Turang, ras senina pecinta renungen minggu. Maria sangat peka melihat keadaan yang terjadi pada pesta perkawinan di Kana yakni kekurangan anggur, dan ia melakukan “sesuatu” yang akhirnya memberikan suasana sukacita dalam pesta tersebut ( Joh 2 : 1 – 11 ). 
Nd.Riga juga telah melakukan “sesuatu”. Bagaimana dengan anda??? Saya??? Kita semuanya???????
20. “PAK GIMBET TIDAK ADA DISORGA??????
Pak Prabu (Perangin-angin bujur), masuk kesorga dan disambut oleh para malaikat. Disorga satu hal yang ia langsung cari adalah Pendetanya, yakni Pak Gimbet, namun dia tidak menemukannya. Akhirnya Pak Prabu memberanikan diri untuk bertanya kepada malaikat
“Dimanakah Pak Gimbet? dimanakah teman-teman Mamre GBKP Cililitan??? Dimanakah anggota jemaat GKPA, HKBP, GKPS ??? Dimanakah orang – orang kharismatik, Pentakosta, Metodis, Katholik, dsb”. Malaikat menjawab, “Pak Gimbet, Mamre, HKBP, Pentakosta, Kharismatik tidak ada disorga”
“Wah, gawat darurat” seru Pak Prabu. “Lantas siapa saja yang ada disorga ini?” 
“orang – orang yang percaya dan setia sampai akhir hidupnya. Karena Tuhan itu baik kepada semua orang dan bukan berdasarkan sukunya, gerejanya, warna kulitnya dsb” Kata malaikat sambil berlalu meninggalkan Pak Prabu.
Seketika itu juga Pak Prabu tersadar dari mimpinya, rupanya ia masih berada di Mayasari, didalam Gereja sedang mengikuti kebaktian sambil mengantuk dan bermimpi.
Bapa, nande turang, ras senina “Tuhan itu baik kepada semua manusia” Kepada Ucok, binsar, acong, rahul, Emkatana, Jono dsb, Yesus mengasihinya tanpa pilih kasih. Perwira Romawi yang non Yahudi dan hambanya yang sedang sakit Yesus kasihi. Keselamatan didalam Yesus bukan berdasarkan “Siapa Dia” tapi “berdasarkan kebutuhanNya” dan kerinduannya untuk disembuhkan/diselamatkan. Untuk itu marilah kita saling mengasihi sampai akhirnya kita bertemu di sorga .
21. “KONFERNSI ROH-ROH JAHAT”
Dalam konfrensi roh-roh jahat sedunia, Ketua Runggubn Iblis memberi kata sambutan dengan berkata: Kita tidak dapat membuat orang-orang Kristen berhenti datang ke gereja dan membaca Alkitab, malah sekarang ada buku-buku renungan yang mengajarkannya dan setiap bulan meningkat jumlah pembacaannya. Tetapi kita dapat melakukan sesuau, kita dapat menghambat hubungan dan pengalaman mereka dengan Yesus.
Biarkan mereka pergi ke gereja,biarkan jadi panatik dengan gereja mereka ,biarkan mereka membaca Alkitab, tetapi curi waktu mereka. Alihkan perhatian mereka agar mereka tidak dapat berhubungan dengan Yesus.
Bagaimana kami harus melakukannyatanya roh-roh jahat itu. Ketua Runggun Iblis menjawab : buat mereka sibuk dengan hal-hal tidak berguna, pengaruhi mereka untuk belanja-belanja, pinjam-pinjam, yakinkan istri mereka untuk bekerja lebih lama dan suaminya untuk bekerja dalam seminggu, pertahankan untuk tidak membagikan waktu untuk anak-anak mereka tambahkan hal-hal kedalam pikiran mereka agar suara roh kudus tidak lagi terdengar pada telinga mereka. Pikat mereka utuk selalu mendengar radio, kaset, VCD ,TV ,dan facebook. Penuhi toko-toko dengan musik-musik dunia yg tidak alkitabiah. Kirim mereka ke konser-konser, pertunjukan film, rumah karoeke, kafe-kafe dan lain-lain. Jika mereka pergi ke PJJ, PA Mamre, PA Moria, libatkan mereka dalam gosib, cerita-cerita burung, agar mereka tetap tidak sadar akan kebutuhan mereka dan kita permainkan emosi mereka.
Biarkan mereka aktif dalam penginjilan tetapi sibukkan mereka agar tidak mencari kekuatan dari Yesus. Akhirnya mereka akan bekerja dengan kekuatan sendiri, mengorbankan kesehatan mereka dan keluarga mereka.
Bagaimana dengan Bapa,Nande, Turang ras Senina,apakah anda sudah masuk dalam perangkap Iblis???????.. Seperti Yesus dicobai Iblis kita pun akan dicobai melalui hal-hal diatas, tetapi karena Roh Tuhan kita akan dimenangkan
Pak Gimbet percaya bahwa jemaat tercinta ini tidak akan terperangkap.Haleluya.
.
22. PELAYANAN SEORANG HAMBA
Siapa yang mau menjadi pelayan …menjadi hamba ???? Tanya Pak Gimbet!!! Hanya 5 orang saja yang angkat tangan. Yakni Pradija(Praten Dibata Jadi) Perangin-angin , Gimbers(Ginting Bere Sembiring), Andeska ( Anak Desa Karo ) Karo-Karo , Emkatana Sembiring dan Tarsum(Tarigan Sumatera). 
Pak Gimbet sadar, memang benar tidak banyak orang yang mau menjadi hamba , karena lebih enak jadi majikan atau dilayani. Namun op tunggu dulu; jika kita bandingkan di Rumah Sakit, siapakah disana Pelayan: Dokter dan Perawat, siapakah yang dilayani:Orang Sakit!!!, Jadi sekarang mana yang kita inginkan melayani(=Dokter/Perawat) atau dilayani (=Orang sakit)????
Yesus berkata : “Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” (Lukas 22:27). Melayani adalah mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan orang lain.
Yesus menegaskan dalam Lukas 17 : 10 : ”Demikianlah juga kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata : Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan”. 
Dalam pelayanan kepada Tuhan bagaikan seperti hamba dibutuhkan kesetiaan, ketekunan, kesungguhan, kegembiraan, kerelaan dan kejujuran. 
Pelayanan seorang hamba seperti lilin, yaitu menjadi terang dan dengan begitu memberi terang. Selama Tuhan masih memberi kesempatan, kita terus melayani. Melayani Tuhan yang telah melayani kita. Melayani Tuhan yang hadir dalam sosok diri orang-orang yang membutuhkan kita. 
Bapa,Nande,Turang ras Senina…..begitu banyak pelayanan yang membutuhkan seseorang yang berhati hamba, namun yang sering kita jumpai adalah orang-orang yang merasa diri tuan. Kita semua adalah hamba-hambaNya, mari kita melibatkan diri untuk menlayaniNya berdasarkan talenta kita masing-masing.
MELAYANILAH SEBELUM DILAYANI.
23. “BENIH GELOMBANG KEJUJURAN”
Desa LABASI ( Lau Baleng Simalem) dipimpin oleh seorang Pemimpin yang lebih dikenal dengan sebutan Ginting PangLapan(mungkin maksudnya jika dalam kepeminpinan hanya ada PANGLIMA sedangkan adalah lebih dari Lima tapi PANGLAPAN).
Panglapan yang sudah TOP ( Tua Ompong Pikun ) , berencana mencari pengantinya sebagai Peminpin di Desa Labasa tersebut. Ia membuat sayambara , semua peserta sayambara diberikan bibit yang disebut “Benih Gelombang kejujuran.
Ratusan orang ikut mengambil bagian, salah seorang diantaranya ToTarsib(asli org karo; Tongat Tarigan Sibero). Panglaban berpesan :”Benih ditanam dan dirawat , tahun depan kita akan berkumpul kembali dan masing membawa hasil benih i ni, SELAMAT MENANAM”.
Semua peserta Go to home membawa “Benih Gelombang Kejujuran” tersebut. Totarsib menamnya didalam pot, menyiramnya setiap hari, memupuknya, tapi…..seminggu, , sebulan, enam Bulan berlalu dan tibalah waktunya namun pertumbuhan benih tersebut sangat lamban sekali, Totarsib merasa kecewa dan merasa gagal, namun si Nande Beru Sembiring memberikan motivasi:” kamu telah melakukan yang terbaik, itulah hasilnya jangan berkecil hati ,bawalah ke sayambara tersebut”.
Dilokasi sayambara tersebut sudah banyak dipajang Pot-pot dari “Benih Gelombang Kejujuran”,Pot-pot tersebut semuaya terlihat segar, bertumbuh begitu baik, karena merasa malu Totarsib menempatkan Potnya ditempat yang hampir tidak kelihatan.
Panglaban memperhatikan satu persatu setiap pot yang ada, segera matanya melihat Pot Totarsib , lalu dia mengangkatnya, sambil berseru dengan suara yang lantang: ”Siapakah yang empunya Pot ini?”. Dengan penuh ketakutan Totarsib maju kedepan ( enggom aku meling kel sendah e atena ibas ukurna)
Panglapan megumumkan bahwa Totarsiblah pemenang Sayambara tersebut dan Totarsiblah sebagai pengantinya memimpin desa Labasi. Mendengar keputusan tersebut sumua peserta yang lain..protes keputusan Panglapan tidak adil. (Pak Gimbet juga bingung, mungkin pembaca Renungan ini juga bingung kenapa Totarsib pemenangnya) Tenang…tenang seru Panglapan. Tahun yang lalu kita berkumpul ditempat ini dan saya memberikan “Benih gelombang Kejujuran”. Benih yang saya berikan itu adalah benih yang memang tidak akan bisa bertumbuh dengan baik. Untuk saya merasa heran karena hampir semuanya pot-pot ini bertumbuh dengan baik, hanya Pot Tarsib yang tdk baik. Berarti ada ketidak jujuran saudara-saudara, saudara-saudara pasti menganti benih yang saya berikan berarti anda tidak jujur. Saudara-saudara melakukan segala cara untuk mendapatkan kedudukan.
Bapa,Nande,Turang ras Senina, Yesus mengumpamakan Kerajaan Sorga seperti orang yang menaburkan benih, tugas panggilan kita hanya untuk menabur, untuk itu taburkanlah dengan kejujuran.
24. “GINSE SENINA PAK GIMBET”
Pada suatu hari anjing senina Pak Gimbet yang bernama Ginse bernasib baik.(Diberi nama Ginse karena Pemiliknya GINting dan SEmbiring) Ia menemukan sepotong tulang penuh sumsum. Ia menggondolnya sambil mengamati ke sekeliling jangan–jangan ada anjing lain yang ingin merebutnya. 
Ginse bermaksud membawa tulang itu ke taman yang tenang supaya dapat menikmatinya dengan aman. Dalam perjalanannya Ginse harus menyebrangi sebuah sungai. Ketika melewati jembatan dia melihat bayangan dirinya didalam air sungai yang jernih. Dia berfikir bahwa bayangan itu adalah seekor anjing lain, maka dia berhenti untuk melihat lebih teliti. Dia perhatikan pada mulut anjing itu terdapat tulang lebih besar dari yang dibawanya. 
Dan ia ingin merebut tulang itu. Dia pikir dengan menyalak keras dan buas, anjing itu akan melepaskan tulang yang digigitnya dan dia akan mendapatkannya. Dia kemudian membuka mulutnya untuk menyalak. Ketika dia membuka mulut tulang yang digigitnya jatuh ke dalam air. Sekarang Ginse yang rakus itu melihat bahwa anjing didalam air itu tidak membawa tulang lagi. Dan dia juga tidak tau bahwa itu adalah bayangannya sendiri.
Bapa, nande, turang, senina…seringkali kita mengejar hal yang tidak jelas/bayang-bayang, kita melupakan apa yang perlu dalam kehidupan ini. Kita juga sering terlalu sibuk dan bahkan bersungut-sungut, sehingga kita lupa apa yang terpenting dalam kehidupan kita. Jadilah seperti Maria yang telah memilih yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.(Mrk.10:42.)
25. “BEBEK NINI TIGAN”
Gimbur sedang berkunjung ke rumah kakek dan neneknya di pertanian mereka. Dia mendapat sebuah ketapel untuk bermain – main dihutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam. Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan Nini Tigannya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu dikepala, satu, dua, ti…gaaa… matilah sibebek. Gimbur terperanjat takut dan sedih.
Dengan panik, Gimbur menyembunyikan bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya Unjuk mengawasi melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun. Setelah makan, nenek Tigannya berkata “Unjuk cuci piring” tetapi Unjuk berkata “Nini Tigan, Gimbur berkata bahwa ia ingin membantu didapur, bukankah demikian Gimbur?” dan , Unjuk berbisik “Ingat bebek!” (enggo ergimbur,enggo mberat nina Gimbur ibas ukurna. Gimbur=Ginting Manik bere Ribu)
Jadi Unjuk pergi memancing dan Gimbur tinggal dirumah. Setelah beberapa hari Gimbur mengerjakan tugas-tugasnya dan tugas-tugas Unjuk, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya Nini Tigannya dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun.
Nini Tigan berlutut dan merangkulnya, katanya “Sayangku, aku tahu. Tidak kah kau lihat. Aku berdiri dijendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Unjuk memanfaatkanmu”
Bapa, nande, turang senina…betapa sering kita “bersembunyi dibalik dosa” yang sebenarnya membuat kita sengsara bahkan seperti Adam dan Hawa bukannya mengaku atas kesalahan yang ia perbuat tapi sebaliknya mereka saling menyalahkan. Hari Tuhan memanggil saya, Bapa Ibu Saudara-saudara:Dimanakah engkau?(Kej.3:9) Katakanlah kepada Tuhan dan mengakulah dengan sejujurnya tentang keberadaan kita, Yesus Kristus selalu berdiri di jendela. Dan Dia melihat segalanya. Seperti Nini Tigan yang mengampuni Gimbur , Dia mencintai kita, Dia memaafkan kita, mengampuni kita bila kita memintanya,. Hanya Dia heran melihat berapa lama kita membiarkan musuh memperbudak kita.

26. “MUJIZAT NYANYIAN PRADIJA”
Maysura Seorang ibu muda, sedang mengandung bayinya yg ke dua. Kerap kali anak tertuanya Pradija menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Pradija suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yg masih diperut ibunya itu. Nampaknya Pradija amat sayang sama adiknya yg belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Maysura untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius, bayi putri yg cantik, sayang kondisinya begitu buruk, dokter yg merawat dgn sedih berterus terang kepada Maysura; “bersiaplah jika sesuatu yg tidak kita inginkan terjadi”.
Maysura dan suaminya berusaha menerima keadaan dgn sabar dan pasrah kepada yg Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya. Namun Pradija,sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!.Nande … aku mau nyanyi buat adik kecil! Pradija bahkan sambil meraung menangis., “aku mau bernyanyi buat adik kecil”. Maysura tetap menghiraukan rengekan Pradija. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Ketika harapan menipis, sang ibu akhirnya mendengarkan Pradija, setidaknya biar Pradija melihat adiknya untuk yg terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Namun Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!.!Maysura menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Pradija menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yg kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You are my sunshine, my only sunshine,you make me happy when skies are grey …” Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya. Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Pradija terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur.
Hari berikutnya, si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yg menimpa pasiennya ini. Mereka menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, 
Bapa, Nande,Turang ras senina, ahli Taurat dan orang Farisi meminta “tanda” kepada Yesus, namun Yesus menyebutnya sebagai angkatan yang jahat dan tidak setia, karena permintaan itu bukan berdasarkan iman. Tanda atau Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh. Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan hati polos seorang anak kecil “Pradija”. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil. PERCAYALAH.
(Salam Pak Gimbet, untuk semua Pembaca, terkhusus buat “Ruangan” Mamre Cililitan yg memberi inspirasi untuk mengangkat Renungan ini)
27. “RATUS-RATUS VS RIBU-RIBU”
Percakapan antara RB2 (Ribu-Ribu) dan RT2 (Ratus-Ratus) semakin seru, mereka bukan berdebat tentang Koalisi atau Gayus atau Nuklir Jepang atau masalah perang Libya namun, masalah “tempat”.
RB2 : Aku memang patut berbangga hati karena aku selalu berada pada orang-orang atau tempat kalangan atas, yach … boleh dikatakan aku ini ekslusive gitu !!!
RT2 : Tapi ….???
RB2 : Tunggu dulu…aku beredar di mall-mall, salon, hotel, tempat fitness dsb. Gimana iri ya …???
RT2 : No … No … Sebenarnya akulah yang paling bahagia, karena aku sering bersama orang – orang Kisten. Aku di bawa ke gereja, lantas menjadi persembahan, di bawa ke depan altar dan di doakan pak Gimbet (Tapi, iya sich kadang memang ada sakitnya karena ketika aku di masukkan ke kantong kolekte, aku diremas-remas, mungkin takut kelihatan karena hanya ratus, alias seratus rupiah doang)
RB2 : Itulah hebatnya aku, aku memang jarang di bawa ke Gereja tapi … ketika aku di masukkan ke kantong kolekte, aku di angkat tinggi-tinggi supaya kelihatan.
Perdebatan ini hanya sampai di sini saja dan tidak perlu dilanjutkan karena, ini hanya merupakan Refleksi pak Gimbet sekitar 10 tahun yang lewat bahwa memang benar tukaran seratus rupiah (RT2) yang mendominasi di gereja. Namun, kini sudah sebaliknya RB2 (seribuan yang masuk ke kantong kolekte sedangkan RTB (seratus ribuan) hanya beberapa.
Bapa, Nande, Turang ras Senina, Minggu ini kita diingatkan bahwa memberi persembahan bukan masalah RT2 , RB2 namun masalah hati. Bukan masalah kwantitas namun masalah kualitas. ”Janda miskin ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya”.Mrk 12:44.
28. “TELINGA YG DIPERSEMBAHAN”
“Bisa saya melihat bayi saya?” pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ia menahan nafasnya. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga! 
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi (yg diberi nama Pradija =Praten Dibata Jadi ) kini telah tumbuh dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari Pradija bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu sambil menangis. Pradija terisak-isak berkata, “Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh.” 
Pradija tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. 
Suatu hari ayah Pradija, bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga : “Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya,” kata dokter. 
Setelah beberapa bulan berlalu, Tibalah saatnya mereka memanggil Pradija: “Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Namun, semua ini sangatlah rahasia.” kata Pak Dija. 
Puji Tuhan, operasi berjalan dengan sukses. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, “Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.” Pak Dija menjawab, “Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu.” Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, “Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini.”
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu Pak Dija dan Pradija berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, Pak Dija membelai rambut jenazah Nd.Dija yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah… bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. 
“Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,” bisik sang ayah. “Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?” 
Bapa Nande Turang ras Senina Nd.Dija telah memberikan telinganya, untuk “menyelamatkan” anaknya, Demikianlah Allah kita didalam Yesus telah memberikan “daging” dan “darahNya” untuk menyelamatkan kita.
29. “ALLAH YANG MENYEDIAKAN”
Telah menjadi sebuah tradisi, bahwa setiap tahun diadakan pesta anggur di Kampung Pak Gimbet, semua rakyat diwajibkan ikut ambil bagian dengan cara membawa anggur menurut kerelaan hatinya.
Tiba pada hari ”H” semua rakyat berjalan menuju tempat perayaan dengan membawa ; botol, ember, mangkuk , tambe, kuran dsbnya yang berisi anggur dan menuangkannya disuatu Tong yang cukup besar.
Tarakal berpikir ” lagi krisis ekonomi begini, air saja kutaruk dalam emberku ini, kalau hanya segini pasti tidak berpengaruh, lagipula kan ndak ada yang tau”. Demikianlah Tarakal membawa ”persembahannya” dengan ember dan menuangkannya ke dalam tong besar yang telah disediakan panitia.
Singkat cerita acara pesta minum anggur dimulai, Pak Gimbet selaku ”kepala suku” mendapat penghormatan pertama untuk mengecap anggur tersebut, apa yang terjadi ”anggur” tersebut hambar persis seperti rasa air. Dengan rasa kecewa, namun tetap tenang pak Gimbet berpidato: ”Luar biasa, jika Yesus membuat mujizat dengan merubah air menjadi anggur, tapi hari ini juga telah terjadi ”muzijat” yakni anggur menjadi Air”, lalu pak Gimbet meninggalkan lokasi pesta. Semuanya saling berpandangan dan tanpa berkata apa-apa satu-persatu meninggalkan lokasi pesta.
Selidik punya selidik rupanya semua rakyat; Girakal, Narakal, Sembrakal, Karakal berpikiran seperti Tarakal (podo mawon), semua hanya membawa air. Semuanya “Perakal-akal”.
Pak Gimbet terbangun, itu hanya mimpi karena jemaat Pak Gimbet/Merga Silima, Rakut sitelu , Tutur siwaluh tidak ada yang perakal-akal dalam hal memberi Persembahan. Seperti Abraham yang mempersembahkan anaknya yang tunggal, hal yang paling berharga. Jika kita mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Abraham dam mewawancarainya “ Apa yang paling berharga dalam hidup Bapak” pasti ia menjawab:” Ishak anak,”. Lantas kenapa Abraham “Tega”/mau mempersembahkannya? Jawabnya : Karena IMAN. IMAN=ALLAH YANG MENYEDIAKAN.

30. “PAK GIMBET UJIAN”
Pak Gimbet sangat rajin mewartakan injil, ia tidak segan – segan pamit dan meninggalkan anak istrinya untuk ber-PI. Beberapa orang sempat berucap kalau kita rajin mewartakan Injil seperti Pak Gimbet , jika mati pasti lansung masuk Surga.
Pada suatu hari setelah selesai ber-PI Pak Gimbet terkena serangan jantung dan langsung mati. Setibanya di pintu Gerbang Surga Pak Gimbet bertemu dengan seseorang. Apakah mengenal saya, tanya orang tersebut. Pak Gimbet coba mengingat – ngingat siapa gerangan orang tersebut. “saya adalah orang yang dipercayakan Tuhan Yesus memegang ini” kata orang tersebut sambil menunjukkan kunci.
“O ya, ya anda adalah Petrus” jawab Pak Gimbet
Oke sesuai dengan peraturan disini, “Untuk masuk Surga harus melalui ujian, akan diuji dengan dua macam yakni ujian tertulis dan ujian praktek, apakah anda sudah siap?” kata Petrus. 
“Siap” kata Pak Gimbet.
Hanya dengan beberapa menit semua soal telah diselesaikan Pak Gimbet dengan baik (tanpa remedial Pak Gimbet lulus dengan the best).
Tahap kedua ujian praktek, coba anda praktekkan cara hidup tolong menolong.
Pak Gimbet mulai bingung karena selama ini ia hanya disibukkan untuk berkhotbah tanpa pernah menolong orang lain.
Saudara keadaan selanjutnya apakah Pak Gimbet masuk Surga atau sebaliknya Neraka, itu masih RHS alias rahasia. (Untung ini, hanya illusi karena jika nyata Renungan minggu Pak Gimbet pasti tidak akan muncul lagi).
Pemirsa Renungan Minggu Seorang perempuan yang mengurapi Yesus tanpa banyak bericara/Berkhotbah tapi di melakukan sesuatu. ( Mrk 14 : 3 – 9 ) 
Mari lakukanlah sesuatu untuk Yesus, demi kemuliaan namaNya.
31. “3 M”
Teman kuliah Pak Gimbet dengan logat jawanya pernah berkata “Swargo nunut, neroko katut” artinya sang istri harus menurut saja kepada suami. Jika suami masuk surga istrinya pun ikut, jika suami masuk neraka, apa boleh buat istri juga terbawa.
Bapa, nande, turang ras senina setujukah dengan ucapan itu?????
Tidak, bukan? Nande-Nande akan berkata, “Kami pengikut Ibu Kartini. Kami sudah maju. Kami sudah lama meninggalkan anggapan bahwa wanita harus mengurus 3 M saja yaitu Manak (artinya melahirkan), Masak (artinya memasak) dan Macak (artinya berhias). Kami sudah berpartisipasi. Kami sudah sama tinggi. Kami Moria Luarrrrrrrr Biasaaaaaaa…”
Oke, oke. Pak Gimbet sangat setuju dengan anda. Tetapi dua ribu tahun yang lalu jalan fikiran seperti itu belum ada, apalagi di Israel. Masyarakat Yahudi dimana Yesus hidup adalah masyarakat yang dikuasai laki-laki. Semua jabatan penting, termasuk jabatan keagamaan, ada ditangan laki-laki. Wanita dianggap lebih rendah. Wanita tidak termasuk hitungan. Jika orang Yahudi ditanya berapa jumlah anaknya, maka yang disebut hanyalah anak laki-laki saja.
Menurut adat Yahudi pada zaman itu, seorang perempuan tidak boleh memberi kesaksian. Kesaksian perempuan selalu dianggap bohong. 
Tetapi pada peristiwa Paskah terjadi sesuatu yang melawan arus. Ditengah masyarakat yang tidak mau menerima wanita sebagai saksi, malah wanita yang dijadikan saksi. Bahkan saksi atas perkara Gayus, atau Saksi masalah Bom Buku yang lagi marak di tanah air tercinta ini, namun sakti preitiwa penting dan yang besar , masalah KEBANGKITAN.(Yoh 20 : 1 – 10)
Orang-orang pertama yang menerima kabar bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit adalah beberapa perempuan. Wanitalah yang menjadi saksi pertama dari peristiwa kebangkitan .Mereka menjadi saksi atas lahirnya Gereja
Bapa, nande, turang ras senina… wanita-wanita dianggap menjadi manusia kelas dua/lemah, dsb. Justru dipakai menjadi saksi kebangkitan Yesus. Hari ini kita yang mungkin dianggap rendah/ minoritas, Tuhan memakai kita menjadi saksi-saksi yang hidup. Katakan dan nyatakanlah YESUS TELAH BANGKIT. YES, YES, YES.
32. “PENSIL PAK GIMBET”
Pak Gimbet pembuat pensil, sebelum mengutus pensilnya kedunia memberikan pesan;
 Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tapi jika hanya bila kamu mau berada ditangan seseorang. 
Artinya,
Kita memiliki potensi yang luar biasa dan mampu melakukan hal besar, yang hanya kalau kita biarkan diri berada ditangan Tuhan
 Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tapi perlu itu untuk menjadi pensil yang baik.
Artinya,
Ada kalanya kita alami proses peruncingan yang menyakitkan, itu membuat kita sangat menderita tapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri, proses ini akan membuat karakter Ilahi muncul dalam hidup kita
 Bagian terpenting dari hidup mu ialah bagian yang didalam bukan bagian luar.
Artinya,
Jangan pernah terjebak dengan hal – hal yang penampilan saja. Tuhan tidak pernah tergiur dengan topeng – topeng kita, Dia lebih melihat ke dalam hati kita
 Pada permukaan manapun juga, selalu tinggalkan jejakmu dan teruslah menulis.
Artinya,
Dimana pun Tuhan taruh kita, slalu tinggalkan jejak atau tulisan – tulisan yang benar – benar bisa mempengaruhi oranglain
Bapa, nande, turang, senina…hendaklah senantiasa kita menyadari bahwasanya kita adalah pensil–pensil milik Allah yang diutus kedunia ini.
33. “PENYELAMATAN DOMBA ALA PAK RAKUT”
Pak Rakut P. Kalimbubu Pak Gimbet memiliki beberapa ratus ekor domba. Pelayan-pelayannya biasanya menggiring domba-domba itu merumput di padang. Namun tiap sore saat mereka menggiring domba-domba tersebut kembali ke kandang, selalu saja di dapati bahwa dua atau tiga ekor domba hilang. Pak Rakut menyuruh mereka pergi mencari domba-domba yang hilang itu. Tetapi mereka selalu kembali dengan tangan hampa. Mereka tidak pergi sampai jauh untuk mencari yang hilang karena mereka sebetulnya juga takut kepada binatang buas di padang. Pak Rakut begitu mencintai dombanya. Dia ingin menyelamatkan domba-domba yang telah hilang. Maka ia memikirkan caranya: “jikalau Aku sendiri yang mencari domba-domba itu, mereka tidak akan mengenali Aku karena mereka belum pernah sekalipun melihatku. Yang mereka kenal selama ini adalah para pelayanku itu. Maka satu-satunya cara yang dapat kubuat adalah Aku harus menjadi salah satu dari antara mereka”.
Pak Rakut lalu mengenakan kulit domba dan pergi ke tengah-tengah mereka. Karena mengira bahwa ia adalah seekor domba seperti mereka, domba-domba yang lain itu segera mengikutinya. Ia menggiring mereka pulang ke kandang dan memberi mereka makan. Setelah semua kawanan domba berhasil dibawanya ke kandang, ia pulang ke rumah dan menanggalkan kulit domba yang dikenakannya.
Ia bukan domba tetapi manusia. Ia menjadi domba supaya dapat menyelamatkan yang hilang. Demikian halnya Allah, Ia bukan manusia. Ia menjadi manusia, di dalam diri Yesus Kristus, untuk menyelamatkan manusia. 
Bapa, nande, turang ras senina, seperti Pa Rakut P (Pa Raja Kuta Perangin-angin), Tuhan sangat mengasihi karena itu Dia meberikan diri-Nya menjadi serupa dengan manusia untuk dapat membawa kita kembali ke dalam kemuliaan-Nya. Sebab beginilah Firman Tuhan Allah, Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-dombaku dan akan mencarinya.(Yehezkiel 34:11). Untuk itu marilah semua yang sesat, yang letih dan berbeban berat, Ia akan memberikan damai dan membawa kita kembali untuk tinggal bersama-Nya.

34. GITAWA & GINJUT
Dua bersaudara, turang Pak Gimbet; Gitawa dan Ginjut, mempunyai perangai yang sangat berbeda. Gitawa (Ginting pertawa-tawa) selalu gembira, dan selalu tersenyum, sebaliknya Ginjut (Ginting berjut-berjut), selalu cemberut, dan jarang tersenyum. 
Suatu ketika orang tua mereka berpikir untuk membuat Ginjut tersenyum gembira dan si Gitawa menjadi cemberut dan ceria.
Ginjut yang menginjak masa ABG, sedang terkena demam HP. Kemudian orang tuanya membelikan dia HP, supaya dia menjadi senang dan gembira. Sewaktu Ginjut pergi ke sekolah HP itu dibungkus oleh orang tuanya dengan kertas kado yang bagus dan diletakkan dikamarnya. Ketika Ginjut pulang didalam kamarnya, ia melihat terletak sebuah kado, dengan sergap ia cepat –cepat membuka kado itu, dan ia terkejut sekali ketika di dalamnya berisi HP. Wajahnya tersenyum, tapi tidak lama kemudian ia murung lagi karena ia berpikir kalau-kalau HP ini dia bawa pasti teman-temannya akan banyak yang pinjam, terus kalau rusak pasti biayanya mahal. Di benaknya selalu muncul pikiran yang negatif, sehingga kado HP menjadi beban baginya, berjut lagi….berjut lagi…..wah susah beru Ginting yang satu ini!!!!
Gitawa yang senang dengan kuda, diberi oleh orang tuanya telepong kuda (kotoran) dengan harapan ia akan sedih dan murung. Telepong yang dibungkus dengan menarik ini juga diletakkan di kamarnya. Sewaktu ceria pulang ia juga terkejut ada kado di kamarnya. Dengan sergap ia juga membuka kado itu, ketika dibuka…..bau busuk keluar dari kado itu, dan alangkah terkejutnya bahwa kado itu berisi kotoran kuda. Mukanya menjadi kebingungan, sebentar dia berpikir, masa sih orangtuaku yang begitu mencintai aku memberi aku kotoran kuda, wah pasti ada sesuatu dibalik hadiah ini.
Setelah berpikir sebentar, kemudian lari kepada orang tuanya dan mencium mereka. Orang tuanya sangat bingung dan terkejut, kemudian bertanya; ”Lho kamu itu diberi kotoran kuda kok senang sich??” lalu Gitawa menjawab; ”Papa, Mama, saya tahu kalian sangat mencintai saya, jadi tidak mungkin memberi kotoran kuda kepada saya, pasti kotoran kuda itu adalah sebuah tanda, kalau ada kotoran kuda berarti ada kudanya. Saya tahu pasti kalian akan mebelikan kuda pony buat saya, dan sekarang mana kudanya????” Luar biasa beru Ginting yang satu ini!!!!!!!!
Bapa, Nande, Turang ras Senina, orang yang hidupnya merasa sangat dicintai Allah akan berpikir, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik dalam hidupnya walaupun dia sedang dalam penderitaan, sehingga orang yang hidup dalam cinta kasih Allah akan selalu gembira, dan ceria. Sesuai dengan janji Yesus:” maka dukacitamu akan berubah dengan sukacita” (Yoh.16:20).

35. “ Mas Miskinjur”
Seorang Mamre paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil Mas Misjurkun (Miskin, tetapi jujur dan tekun).Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik BPK daerah Mayasari . Misjurkun diangkat menjadi CEO (chief exec.officer) atau penanggung jawab penuh toko tersebut. Usaha BPK itu meraup sukses luar biasa.
Sedemikian sibuknya Misjurkun di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani. Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ yang dilayani Pak Gimbet. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.
Sampai pada suatu hari kecurigaan Pak Gimbet memuncak .. ! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. Misjurkun datang dipintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera pergi lagi. Ritual itu setia dilakukan Miskunjur, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang dibalik batu??? Pak Gimbet yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang Miskunjur, dan bertanya tanpa basa-basi lagi : Maaf, kenapa kamu setiap hari datang jam 12
begini, cuman berdiri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepat-cepat pergi?” Kaget, Miskunjur menjawab tersipu: “Hah?!… Pendeta, aku ini orang sibuk, aku hanya punya waktu sediki, tapi aku senang datang kemari.” Jelas, Pak Gimbet belum puas dan terus mendesak: Emangnya apa yang kamu lakukan di pintu gereja gitu?” Jawab Miskinjur dengan polos: “Nggak ada apa-apa. Aku Cuma bilang: “Tuhan Yesus, ini aku, Miskinjur”. Pak Gimbet terbengong, hanya “Oh….!” yang bisa dilontarkan. Dan Miskinjur pun bergegas kembali ke tokonya.
Pada suatu hari Miskinjur sakit parah karena super sibuk dan makan sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan ke rumah sakit. Miskinjur bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya Miskinjur, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa.Tak terasa 3 bulan sudah Miskinjur dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang.
Ia gembira, tentunya, tetapi teman-teman sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. Miskinjur setiap pagi menghampiri teman-teman pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang Miskinjur harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi.
Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: “Eh Miskinjur, mau nanya nih. Kenapa sih kamu begitu gembira, dan selalu gembira, padahal penyakit kamu kan serius?” Miskinjur tercenung dan menjawab ” setiap hari ada seorang laki-laki berpakaian putih datang menjenguk saya, memegang kaki saya, dan Dia bilang: “Miskinjur, ini aku, Yesus Kristus”. 
Bapa, Nande, Turang ras Senina sederhana sekali Doa/penyerahan Miskunjur. Pak Gimbet juga mau katakan:”Tuhan Yesus ini aku Pak Gimbet” , dan Tuhan akan menjawab:”Pak Gimbet ini Aku Tuhan Yesus”. Marilah setiap kita mengatakan ini aku…../menyebut nama kita masing-masing. Yesus PASTI menjawab saudara-saudara. Ini bukan janji doang karena “apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” Yoh. 21:22.
36. “Betapa Berartinya Keluarga”
Nande Kapur bercerita kepada Bu Gimbet. Tentang kehidupan keluarga ; “Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. Nd.Kapur memulai ceritanya . “Oh, maafkan saya” demikian reaksi saya. “Maafkan saya juga, saya tidak melihat Anda.” Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.
Namun cerita lainnya terjadi di rumah, Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, “Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu. Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu, merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu.”
Seketika itu aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku.
“Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?” Ia tersenyum, ” ya ma, aku menemukannya jatuh dari pohon, aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu, aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru.”
Aku berkata, “Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi.”
Si kecilku berkata, “Oh Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”
Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru.”
Bapa, Nande, Turang ras senina, mari kita renungkan, betapa sering kita seperti ibu Kapur, kita bisa bersikap manis kepada orang lain, namun mengapa kita tidak bersikap manis kepada anak/keluarga kita, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, “Betapa berartinya keluarga.
Pak Gimbet mengajak dan mengucapkan, Selamat mengikuti Pekan Kebaktian Keluarga GBKP 29 Mei – 04 Juni 2011.
37. “ALERGI HIDUP”
Seorang pria (Sebut saja Karjo) mendatangi Pak Gimbet, “Pak Pdt , saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apa pun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati saja. “Pak Gimbet tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Pdt, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Pak Gimbet meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu dinamakan Alergi Hidup.”
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku,” kata Pak Gimbet.“Tidak Pdt, tidak! Saya sudah betul-betul bosan. Saya tidak ingin hidup,” Karjo menolak tawaran Pak Gimbet. “Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
Baiklah, kalau begitu maumu. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok petang. Dan Besok malam kau akan mati dengan tenang.”
Karjo jadi bingung. Setiap Pdt yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat hidup. Yang satu ini aneh. Ia malah menawarkan racun.Tetapi karena ia memang sudah betul-betul jemu, ia menerimanya dengan senang hati.
Sesampai di rumah, ia langsung menenggak setengah botol “obat” dari Pak Gimbet. Dan… ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya… Begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari lagi, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu,ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di BPK. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik,“Sayang, aku mencintaimu.”
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya dan ia tergerak untuk melakukan jalan pagi. Pulang ke rumah setengah jam kemudian, ia melihat istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya,ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Boss kita kok aneh ya?”, tumben ceria dan ramah, Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka menjadi lembut.
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap perbedaan pendapat.
Pulang ke rumah petang itu, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan,“Pa, maafkan kami semua. Selama ini Papa selalu stress karena perilaku kami.”
Seketika hidup menjadi sangat indah, dan ia ingin mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum????? Ia mendatangi Pak Gimbet lagi. 
Melihat Karjo datang, Pak Gimbet langsung mengetahui apa yang telah terjadi, dengan tenang ia berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok. Kau sudah sembuh!
Bapa, Nande, Turang ras Senina, untung tidak ada jemaat Pak Gimbet seperti Karjo,”Alergi Hidup”, karena jemaat Pak Gimbet senantiasa meminum air kehidupan yang didapatkan dari Yesus.Yoh 7:37. 
“Indahnya hidup, dimulai dari diri sendiri”.

38. “TIRAI JENDELA Nd.Karmel ”
Rumah keluarga Pak Karmel (siparibanen Pak Gimbet) tidak seberapa mewah, tetapi suasana didalam rumah itu cukup nyaman. Ada dua buah jendela besar yang terdapat diruang tengah, sehingga sinar matahari dapat masuk dan memberi suasana terang dan ceria. Pak Karmel/Nd.Karmel (Karme l= Karo Melias) dan kedua anaknya juga mempunyai tubuh yang sehat dan kesegaran jasmani yang baik.
Suatu hari Nd.Karmel pergi ke PGC dan melihat kain yang indah sekali untuk tirai jendela. Nd.Karmel merasa sangat tertarik dan ia membeli beberapa meter kain tirai itu untuk jendela rumahnya. 
Dengan penuh kebangaan Nd.Karmel menunjukkan kain tirai yang bagus itu kepada suami dan kedua anaknya. Mereka semua menyetujui pilihan Nd.Karmel yang baik. Mulai hari itu, tirai yang indah itu selalu menghalangi masuknya sinar matahari melalui jendela rumah tersebut. 
Karena begitu sayangnya Nd.Karmel kepada tirai itu, ia tidak pernah membukanya. Dengan demikian ruang tengah tadinya terang, menjadi gelap sepanjang hari. Tak berapa kemudian Nd.Karmel batuk-batuk disusul kedua anaknya dan juga Pak Karmel. 
Seisi rumah tangganya itu kini dilanda penyakit, , bakteri dan virus dengan cepat berkembang dengan leluasa. Dalam keadaan seperti ini, Pak Gimbet memberi nasehat supaya tirai jendela itu dibuka tiap-tiap pagi dan membiarkan sinar matahari masuk kedalam rumah itu. 
Ketika nasehat itu dituruti, kesehatan seisi seluruh keluarga menjadi pulih kembali dan kebahagiaan terpancar dalam diri keluarga ini. 
Bapa, Nande, Turang ras Senina, Roh Kudus berkarya bagai terang sinar matahari yang bersinar masuk dalam hati tiap-tiap orang beriman. Namun, alangkah menyedihkan sering kali ada tirai-tirai dosa dan kebiasaan negatif, yang menghalangi bekerjanya kuasa Roh Kudus. SELAMAT PERINGATAN TURUNNYA ROH KUDUS.

39. SI TARGAP PENJUAL ALKITAB
Pada suatu ketika, Targap kalimbubu Pak Gimbet masuk ke dalam sebuah toko yang sedang membuka lowongan kerja sebagai sales buku
Targap menemui pemilik toko itu dan berkata, “a-a-aku i-ing-ngin p-p-p-pe-ker-kerj-a-aan i-i-tu”. Pemiliknya menjawab, “aku tidak tahu apakah anda cocok dengan pekerjaan itu berhubung dengan kesukaranmu berbicara”
“a-a-a-ak-u mem-memmpu-ny-a-aai ss-eeor-a-a-ang is-s-s-t-tte-ri d-a-aan e-e-na-aam o-r-rraa—ang a-a-n-n-ak, a-a-a-ak-u be-e-nnar – be-e-nnar mem-mm-bu-t-t-tuh-k-kkan p-p-p-pe-ker-kerj-a-aan i-i-ini”.
“Okelah, ini ada tiga jilid Alkitab. Pergilah dan juallah ketiga Alkitab itu” kata pemilik toko buku. Dengan demikian, Targap pergi dan dan sejam kemudian ia sudah kembali. Kepada pemiliknya ia berkata, “i-i-ini uu-ua-angmu”
Pemilik toko itu sangat terkesan. Kemudian ia memberi selusin Alkitab untuk dijual oleh orang itu. Setelah dua jam orang itu kembali. Sipemilik toko berkata, “ini sungguh luar biasa. Dalam waktu hanya tiga jam, anda dapat menjual lebih banyak Alkitab daripada yang lain yang hanya mampu menjual dalam satu minggu. Coba, ceritakanlah apa yang anda katakan kepada mereka ketika anda menawarkan Alkitab ini?”
“O-o-o-o” kata orang itu. “a-a-a-ak-u me-e-n-dataa—ngiiii peeeem- be-l-lIny-aa d-d-dan be-r-r-k-kkata” “ha-a-alo” a-p-pak-k-aah a-a-n-nnda m-mm-aau me-e-mbe-l-lli Al-k-kki-it-t-tab i-i-ni a-t-ttauk-k-kah a-a-n-nnda m-mm-aau s-s-sa–ya mem-m-mba-c-cacakan b-b-bu-k-kku i-i-ini k-k-kepa-adda a-a-n-nnda”.
Bapa, Nande, turang, senina.. Targap dalam situasi keterbatasannya tidak berdalih bahkan berusaha untuk melayani Tuhan dengan menjual Alkitab dan akhirnya ia berhasil.
Bagaimana dengan kita? 
Dalam keterbatasan kita Tuhan hari ini kembali mengutus kita; Siapakah yang akan kuutus??? Mari kita Respon :” Ijenda aku, Suruhlah aku Tuhan”.
40. “KASIH GIMBET”
Permata GBKP Runggun Agave melaksanakan retreat ke Danau Toba, ketika usai ibadah/diskusi mereka bersama – sama menaiki perahu berkeliling menikmati indahnya danau tersebut.
Tarbul adalah salah satu peserta retreat, ia belum puas atas hasil ibadah/diskusi yang telah usai. Sehingga diatas perahu tersebut ia membuka diskusi babak kedua yang bertemakan tentang kasih
Tambar Malem mengatakan bahwa kasih adalah ketika kita memberikan ’lau malem’ kepada seseorang ketika ia haus.
Tekang mendefinisikan kasih adalah jika kita mempunyai 2 buah baju maka berikan 1 buah baju diberikan kepada yang membutuhkan.
Karoja mengatakan bahwa kasih adalah ketika seseorang berdukacita/sukacita kita hadir. Disebut karoja karena tidak jelas sub marganya – Karoja = Karo ja nari???
Mereka berempat Tambar Malem, Tekang, Karoja dan Tarbul begitu semangat berdiskusi dan tanpa disadari perahu pun ikut bergoyang dan salah seorang peserta retreat terjatuh ke danau. Semua panik dan berteriak namun tanpa aksi.
Gimbet salah seorang diantara mereka yang dari tadi tidak memberikan pendapat tentang kasih terjun kedanau dan membantu/menyelamatkan permata yang hampir tenggelam tersebut.
Pertanyaan : manakah diantara mereka yang benar-benar memaknai / mendefinisikan kasih?
Tarbul?, Tekang?, Karoja?, Tambar Malem?, Ataukah Gimbet?
”Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1Yohanes 4:19).
Mari kita wujudkan Kasih melalui perbuatan kita sehari-hari.
41. “MAIN PETAK UMPET”
Sewaktu masih kecil didesa Batmin simalem, Pak Gimbet hampir setiap malam bersama teman-teman sebaya bermain Petak umpet. Dalam permainan tersebut, setiap pemain harus bersembunyi sedemikian rupa hingga tak bisa ditemukan oleh pemain yang lainnya. Semakin pintar ia bersembunyi maka semakin hebatlah si pemain. 
Dalam persembunyian kadang, nyamuk, semut datang menggangu namun harus tahan nafas, sehingga si”musuh” tidak menemukannya. Si musuh juga akan memanggil-manggil, mempengaruhi dengan berbagai cara agar kita keluar dari persembunyian kita. Tapi untuk menjadi pemenang kita harus tetap mempertahankan diri.
Bapa nande turang ras senina, namun, tidak demikian dengan kekristenan. Kita dipanggil untuk tidak sembunyi, atau menyebunyikan diri bahkan sebaliknya dipanggil untuk tampil. Tuhan memanggil kita untuk tampil dalam pesta perjamuan, tetapi kita harus berbenah “mengenakan pakaian pesta”.
Masalahnya pakaian pesta apakah yang harus dikenakan? bukan perhiasan salib yang menempel di kalung, mobil mewah, atau hal-hal yang berkenaan dengan materi, melainkan kebaikan hati atau perbuatan baik.
Janganlah kita meyembunyikan diri dan berdalih merespon panggilanNya datanglah karena semuanya telah tersedia.
Ingat, “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”. Kam, Aku, Kita kerina jadilah yang TERPANGGIL & TERPILIH.
42. EMAIL DARI : suarasorga_kasih@yahoo.com
KEPADA : jemaatcililitan_anakku@yahoo.com
Anak-Ku, mungkin engkau tidak mengenal-Ku, tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu. 
Aku tahu waktu engkau duduk atau berdiri. Aku mengerti segala jalanmu. (Mazmur 139:1-3)
Bahkan setiap helai rambut kepalamu terhitung semuanya. (Matius 10:29-31) 
Aku mengenalmu bahkan sebelum engkau ada dalam kandungan. (Yeremia 1:5) 
Aku menentukan waktu yang tepat untuk kelahiranmu dan dimana engkau akan hidup. (Kisah Para Rasul 17:26) 
Aku tidak menjauh dan marah karena Aku adalah kasih yang sempurna. (I Yohanes 4:16) 
Dan adalah kerinduan-Ku untuk mencurahkan kasih-Ku atasmu. Hanya karena engkau adalah anak-Ku dan Aku adalah Bapamu. (I Yohanes 3:1) 
Karena Aku adalah Bapa yang sempurna. (Matius 5:48) 
Setiap pemberian baik yang kau terima berasal dari tangan-Ku (Yakobus 1:17) 
Rancangan-Ku untuk masa depanmu selalu penuh dengan harapan. (Yeremia 29:11) 
Karena aku mengasihimu dengan kasih yang kekal. (Yeremia 31:3) 
Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu. (Yeremia 32:40) 
Karena engkaulah harta kesayangan-Ku. (keluaran 19:5) 
Aku akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami. (Yeremia 33:3) 
Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu, engkau akan menemukan Aku. (Ulangan 4:29) 
Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. (Mazmur 37:4) 
Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu. (II Korintus 1:3-4) 
Ketika engkau patah hati Aku berada di dekatmu. (Mazmur 34:19) 
Seperti seorang gembala memangku dombanya, Aku memangku engkau dekat ke hati-Ku. (Yesaya 40:11) 
Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi. (Wahyu 21:3-4) 
Akulah bapamu dan Aku mengasihi engkau seperti Aku mengasihi Putra-Ku, Yesus. (Yohanes 17:23) 
Dan untuk memberitahumu bahwa Aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu. Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan. (II Korintus 5:18-19) 
Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasih-Ku kepadamu. (I Yohanes 4:10) 
Jika engkau menerima anak-Ku Yesus, engkau juga menerima-Ku. (I Yohanes 2:23) 
Dan tidak ada lagi yang akan memisahkan engkau dari kasih-Ku. (Roma 8:38-39) 
Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di sorga. (Lukas 15:7) 
Selamanya Aku adalah Bapa, dan selamanya Aku tetaplah Bapa. (Efesus 3:14-15) 
Pertanyaan-Ku ialah: Maukah engkau menjadi Anak-Ku? (Yohanes 1:12-13) 
Aku menanti-nantikan engkau. (Lukas 15:11-32) 
Bapa, Nande, Turang, ras Senina ula nari tertaren-taren mari mulihlah ku Ia, timaiNa kam genduari.
Igm
43. AYAM GORENG KENTUCKY ALA Nd. RIGA
Ayam peliharaan Nd.Riga sedikit “nakal”, walaupun berkali-kali diusur oleh Nd.Rampus yg adalah tetangga sebelah Nd.Riga, namun tidak membuat ayam Nd.Riga untuk “bertobat”. Suatu hari Nd.Rampus sangat merampus sekali(Marah sekali), di mengambil sapu dan memukul ayam Nd.Riga, seekor ayam akhirnya mati. Diambilnya ayam yang sudah mati tersebut dan dilemparkannya ke teras rumah Nd.Riga.
Ketika Nd.Riga pulang dari PA Moria ia menerima laporan dari Mbak Sargi bahwa seekor ayamnya mati dipukul oleh Nd.Rampus.
Tanpa berkata apa-apa Nd.Riga dengan cepat membuat bumbu ala kentucky, memotong ayam tersebut dan menggorengnya.
Ayam goreng kentucky ala Nd.Riga, siap dihidangkan Mbak Sargi yang ikut membantu untuk goreng-menggoreng sudah ingin cepat-cepat menikmatinya…..tapi ops tunggu dulu….
Bu Riga Mengambil piring mengisinya dengan ayam goreng dan mengantarkannya ke rumah Nd.Rampus seraya berkata:”Sentabi nak we, tuhu manukta seh kal la terkatakenna, enggo me rusur kuajarken gelah ula ia kiam kurumahndu enda, tapi lalap nge labo ia robah, emaka payo kenca pekpekndu ndai, enda enggo ku goreng entabeh kal, janah sebagian enda man bandu, jenda nari kari kukurungi manukta ah kerina”.
(Bagi yang tidak mengerti arti perkataan Nd.Riga ini boleh hubungi Pak Gimbet, 24 jam tanpa Tulalit)
Bapa, Ibu, Turang ras Senina, beranikah kita bertindak seperti Nd.Riga????Siapa takut???? Lebih luar biasa Yusuf “kejahatan” yang dilakukan saudara-saudaranya dilihatnya sebagai jalan untuk mengantarkannya menjadi orang kedua di Mesir.”Memang kamu telah mereka-reka yang yang jahat terhadap aku, tetapi Allah mereka-rekanya untuk kebaikan, dengan maksud seperti yang terjadi sekarang ini, yaitu memelihara hidup suatu bangsa yang besar.Kej.50:20.
Membalas Kebaikan dengan Kejahatan = Sikap Hewani
Membalas Kebaikan dengan Kebaikan = Sikap Manusiawi
Membalas Kejahatan dengan Kebaikan = Sikap Illahi
44. “ MELAYANI ala Pa Menci T“
Suatu ketika disebuah Indo Maret Dipersimpangan Turki(Tuntungan Belok Kiri) masuklah seorang wanita gelandangan. Pakaiannya kotor, compang-camping. Ia berkeliling melihat-lihat seperti layaknya orang yang hendak membeli sesuatu. Di depan sebuah baju yang dipajang ia berhenti.
Pa Menci mendekatinya, “Bisa saya bantu, Bu?” tanyanya ramah.
“Saya ingin mencoba baju ini,” kata si wanita gelandangan.
“Baik, Bu. Ruang gantinya ada disebelah sana. Silahkan Ibu kesana. Saya akan bawakan bajunya.”
Wanita gelandangan itu lalu mencoba baju yang dipajang. Tidak hanya satu, ia mencoba baju yang lainnya. Kemudian satu lagi. Sampai lima baju. Pa Menci tetap melayaninya dengan ramah. Senyumnya mengembang. Ia tidak kesal atau jengkel. Begitu juga ketika wanita gelandangan itu ngeloyor pergi tanpa membeli satu pun baju-baju yang telah dicobanya. Pa Menci mengantarnya sampai pintu keluar. Bahkan dengan sopan mengucapkan terima kasih atas kunjungan wanita gelandangan itu.
Rupanya Gimbur sejak tadi memperhatikan. Ia mendekati Pa Menci , “Wanita gelandangan itu sudah jelas tidak bermaksud membeli,” katanya mencela, “kenapa kamu melayaninya, bahkan mengijinkannya mencoba baju-baju itu? Bukankah badan dan baju yang dikenakannya sangat kotor dan dekil?” 
“Saya adalah pelayan disini. Tugas saya melayani siapa pun yang datang kesini sebaik-baiknya; entah orang itu datang untuk membeli atau tidak,” jawab Pa Menci dengan tenang. ( Wah ini baru benar-benar namanya Pa Menci T alias Parang Mbelin Mencari Cinta Tuhan )
Bapa, Nande, Turang ras Senina Pecinta Renungan Mingguan, Bersukacilah, jika Tuhan berkenan memilih kita jadi pengikutnya, dan nyatakanlah Sukacita itu dalam PELAYANAN .
Ingatlah bahwa seorang pelayan yang baik, tidak akan terpengaruh oleh reaksi orang-orang disekitarnya; entah dipuji atau dicaci. Ia tetap akan berkonsentrasi pada tugasnya panggilannya, melakukan yang terbaik dari yang bisa ia lakukan semampu dia, bukan semau dia.
45. “ Anakku“
Pak Karmel (Karo Melias) setiap hari berangkat dan pulang kerja dengan mengendarai kapal ferry. Pada suatu hari ia memperhatikan ada seorang penumpang baru yaitu seorang anak laki-laki yang membawa sebuah kotak semir sepatu.
Pak Karmel memanggil anak tersebut: “Hai anakku kesini kamu” Anak itu, sebut saja namanya Andesbi (Anak Desa Binjai) dengan ramah menghampiri Pak Karmel dan membersihkan sepatu Pak Karmel.
Sejak saat itu kapan saja Pak Karmel naik kapal, Andesbi selalu mendekatinya dengan senyuman bahagia. Ia menawarkan diri untuk membawakan tas Pak Karmel, mengikatkan pakaiannya dan membersihkan sepatu tanpa mengaharapkan upah apapun.
Seminggu kemudian Pak Karmel bertanya pada Andesbi “Apa yang membuat kau tertarik melakukan semuanya ini?”
“Pak” jawab Andesbi, pertama kali bapak berjumpa dengan saya, bapak memanggil saya “anakku”. Sebelumnya saya berfikir bahwa tidak ada seorangpun yang memiliki saya, karena orangtua saya sudah tiada. Tetapi ketika saya berjumpa dengan bapak, bapak begitu baik kepada saya, dan selalu memanggil saya “anakku” karena itu tidak ada sesuatupun yang tidak saya lakukan untuk bapak.
Tersentuh hati Pak Karmel dan bertanya “Maukah engkau ikut bersamaku, tinggal bersamaku dan aku angkat sebagai anakku sendiri?”
“Bapak yang baik, itu sungguh menyenangkan hati saya. Terimakasih pak” kata Andesbi dengan air mata bercucuran.
Bapa, Nande, Turang, Senina… demikian juga dengan kita semua, seharusnya kita semua terbuang, tetapi ada Seseorang yang memperhatikan kita dan selalu memanggil kita dengan kata “AnakKu”.
Sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, engkaulah yang dipilih oleh Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa diatas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya. Ulangan 7:6.
46. “ROTI SURGAWI”
Ketika iblis berusaha menjebak Yesus di awal pelayanan-nya, ia memakai pencobaan yang sama dengan yang dipakainya hari ini. Salah satunya adalah dengan benda.
Yesus sudah berpuasa selama empat puluh hari, dan iblis berusaha mengambil keuntungan dari rasa lapar-Nya dengan mendesak-Nya untuk menggunakan kuasa adikodrati-Nya yaitu mengubah batu menjadi roti. Tetapi Yesus menjawab, “manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari firman Allah” (Matius 4:4). Bukan dari mulut setan, tapi dari mulut Allah!
Roti memang penting, tetapi tidak sepenting yang disarankan iblis.
“ROTI”(kepentingan duniawi = Kesenangan, Jabatan, Kekayaan, dll) memang penting, tetapi didapatkan bukan oleh saran iblis. 
Yesaya berkata, “dengarkanlah aku…dan kamu akan menikmati sajian yang paling penting” (Yesaya 55:2). Ya, menikmati sajian yang paling lezat – kelimpahan yang Allah berikan kepada kita, baik jasmani maupun rohani. 
Bapa, Nande, Turang ras senina apakah anda masih haus dan lapar? Ataukah, tidak pernah merasa atas kebradaan kita? Atau kita makan tetapi tidak samkpai kenyang, kita minum tetapi tidak sampai puas, kita berpakaian tetapi badan kita tidak sampai panas ( Hagai 1:6 ). Kenapa??????
Karena kita mencari/mendapatkan roti duniawi, roti yang berjamur, sdh kadaluarsa.
Hari ini Pak Gimbet mengundang kita semua :”mari makanlah Roti Surgawi.
Kata Yesus kepada mereka:”Akulah Roti hidup; barang siapa datang kepadaku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepadaku ia tidak akan haus”. YOHANES 6:35.
SELAMAT HARI MINGGU, SELAMAT MENIKMATI.
47. Ayam Goreng
Tinggallah pasangan suami istri sederhana yang dikaruniai satu orang anak perempuan yang berumur 5 tahun. Keluarga ini adalah keluarga yang takut Tuhan, hari-hari mereka selalu diwarnai dengan doa dan ibadah. 
Suatu hari, sang suami yg sering dipanggil dengan sebutan Maginsa, diberhentikan dari pekerjaan karena alasan yang tidak jelas. Awalnya Maginsa kuat, namun lama-kelamaan ia mulai kecewa dan nyaris putus asa, bahkan ia mulai meragukan kebaikan dan keperdulian Tuhan dalam keluarganya, iapun mulai enggan berdoa.(Si ayah Bagaikan Rumah yg didirikan diatas pasir). Dengan penuh kesabaran sang istri terus menghibur dan menguatkan sang suami dengan firman Tuhan.
Suatu malam mereka berkumpul untuk makan malam. Di hadapan mereka tersedia hidangan yang sangat sederhana. 
Tiba-tiba si anak memanggil Maginsa. “Ayah, Unjuk pengen makan ayam goreng” 
Mendengar keinginan Unjuk, Maginsa merasa hancur, air matanya hampir menetes. Dengan lembut sang Ibu menjawab: ” Unjuk, apapun yang Tuhan beri kita harus mengucap syukur. Lagipula lauk kita malam ini tidak kalah enaknya kok dengan ayam goreng, apalagi kalau sebelum makan kita berdoa dulu.” Ia juga menyentuh tangan suaminya tanda agar suaminya tidak menangis di depan sang anak. Sambil berbisik Maginsa ( Mama Ginting Sayang )
Dengan wajah gembira unjuk menatap ayahnya. “Oh iya, Unjuk lupa, ayah pernah bilang sama Tashya bahwa dalam Tuhan Yesus semuanya bisa terjadi dan berubah. Itu artinya Tuhan bisa merubah rasa lauk ini jadi rasa ayam goreng. Benarkan ayah?” Gelagapan Maginsa menjawab “Iii…ya.” 
“Ma, Unjuk aja yang berdoa ya!” Setelah selesai berdoa, dengan kepolosannya sang anakpun makan dengan lahapnya sambil sedikit menjerit. “Wah, Tuhan Yesus hebat. Rasa lauk ini benar-benar seperti rasa ayam goreng. Ayah cobain dech”! Unjuk memasukkannya ke dalam mulut Maginsa.
Maginsapun menangis. Ia bukan lagi menangis karena tidak bisa memberikan ayam goreng. Ia menangis karena ternyata Unjuk yang berumur lima tahun lebih beriman dibanding dirinya yang telah mengenal dan mengecap pertolongan Tuhan puluhan tahun. 
Bapa,Nande,Turang ras Senina jujur saja, kita pun sering seperti Maginsa mengenal Tuhan bertahun-tahun bahkan merasakan pertolongan-pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Namun saat ujian datang, dengan mudah kita melupakan kebaikan-Nya. 
Minggu ini Pak Gimbet mengajak, Jadilah org yang bijaksana, yang mendirikan rumah diatas batu, seberapa beratpun “hujan” dan”angin” datang Bapa,Nande,Turang ras Senina tetap berdiri kokoh dalam iman.Mat 7:24-27.
48. “Hadiah HUT”
Dikampung Pak Gimbet, hidup pasutri (pasangan suami istri) yang sangat harmonis dan yang sedemikian saling mencintai, orang desa tersebut sering menyebut mereka dengan “rongkam tapak” (kemanapun mereka pergi secara bersama). Ketika HUT MAMRE sudah dekat, mereka ingin saling memberikan hadiah. ( Suami mau membuat kejuatan, bahwa yang berulang tahun yang akan memberi Hadiah, sedangkan Istri berpikir yang berulang Tahun yang akan diberi Hadiah). 
Pasutri ini sangat miskin dan tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah. Maka mereka masing – masing tanpa saling memberitahukan memutuskan untuk menjual miliknya yang paling berharga.
Bagi sang istri harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang berkilau. Ia pergi kesebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah untuk arloji suaminya. Sementara itu sang suami pergi kepada seorang tukang emas dan menjual satu – satunya arloji yang dimilikinya utnuk membeli sebuah sisir yang indah untuk rambut kekasihnya
Ketika HUT Mamre tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula- mula mereka menangis terharu namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan dengan sisir yang indah pemberian sang suami. Dan tidak ada lagi arloji yang memerlukan seutas rantai indah pemberian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji itu yaitu pesan dibalik hadiah-hadiah tersebut. Mereka masing-masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan kepada pasangannya.
Bapa, nande, turang ras senina, mungkin kita lebih sering berfikir “apa yang akan dilakukan orang kepadaku, daripada apa yang akan kulakukan untuk orang lain”. 
SELAMAT ULANG TAHUN KE-16. MAMRE GBKP
“Mamre Erdiate Mamre Erpemere”
49. “Semangat Pa Gasing”
Pdt.Gilbert ( senina Pak Gimbet, lain Bapa dauh Nande ) dalam Khotbahnya mengatakan bahwa: saat ini begitu banyak sebutan yang berkonotasi negatif tentang Kekristenan. Kristen yang berarti Laksana Kristus/seperti Kristus kini tdk terlihat lagi.
Ada Kristen Bunglon (Bindoran) : konon ceritanya Bunglon warna kulitnya selalu berubah sesuai dengan tempat dimaja ia berada, jika tempat hijau maka ia berubah berwarna hijau, bila tempatnya berwarna merah maka ia berubah menjadi merah dsb. Disebut Kristen Bunglon adalah org-rang yang mudah berubah atah terpengaruh oleh dinia dimana ia tinggal, tidak tetap pendiriiannya/pengakuannya.
Ada Kristen Gerbong: Gerbong tidak akan bergerak tanpa ditarik dengan Lolkomotif. Disebut Kristen Gerbong adalah orang-orang yang selalu ingin diajak dan diingatkan. (nina :Mentas nge rusur Pertua ah arah lebe-lebe rumah kami tapi lapernah iayahkenna).
Ada Kristen Bocor Halus : Ban sepeda Motor atau ban Mobil walaupun diisi anginnya sampai fuul tapi lama kelamaan akan kempes. Disebut Kristen Bocor Halus adalah orang-orang yang ada saatnta dia sangat semangat/lagi fuul, semua orang anggapnya kurang aktif, lamban dsbnya, namun hal itu tdk bertahan lama, akhinya dia menjadi “kempes”. Kristen ini “siparibanen” dengan semangat Pa Gasing dan sipemeren juga dengan “Kapal selam”. Semanagat Pa Gasing alias sebentar berputar dengan gesit namun lama-kelamaan berhenti.
Pak Gimbet melanjutkan Khotbah Pak Gilbert: Adakah Saudara-Saudari, Bapa, Nande yang seperti sebutan Kekristenan diatas?????
Jika ada hanya satu pesan kami “BERTOBATLAH”.
Orang yang akan diselamatkan adalah seperti anak yang kedua ( Matius 21:28-32) yaitu : melakukan kehendak bapanya. Jati diri sebagai anak tidak ada gunanya tanpa melakukan kehendak bapa.
SELAMAT MINGGU & SELAMAT MELAKUKAN KEHENDAKNYA
50. “Mutiara”
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.
“Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.” “Kuatkan hatimu. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Namun dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi! tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara ; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Bapa nande Turang ras Senina begitu sering kita mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang disekitar kita,cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan didalam hatimu.. “Airmataku diperhitungkan Tuhan..dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara-mutiara yang sangat indah.”
Orang-orang sengsera akan tambah bersukacita didalam Tuhan, dan orang-orang miskin diantara manusia akan bersorak-sorak didalam yang mahakudus, Allah Israel.(Yesaya 29 : 19).
51. “TEMAN SEJATI”
Ketakutan yang luar biasa telah mencekam hati seorang prajurit yang bernama Maginsa pada masa PD I, ketika melihat sahabatnya jatuh di medan perang. Terperangkap di dalam parit perlindungan dengan desingan peluru yang menyambar-nyambar diatas kepala, Maginsa memohon izin pada Letnannya untuk keluar ke “daerah tak bertuan” yang terletak diantara lubang perlindungan guna membawa pulang temannya yang jatuh itu.
“Pergilah” kata letnan itu. “tapi saya kira percuma saja. Temanmu mungkin sudah mati dan kamu mungkin juga akan mati di sana”.
Kata – kata letnan itu tidak menggoyahkan Maginsa dan dia tetap pergi. Tak disangka dia mampu mencapai temannya, memanggulnya diatas bahu dan membawanya ke lubang perlindungan. Pada waktu mereka bergelimpangan bersama dilubang perlindungan, sang letnan itu memeriksa luka teman-teman Maginsa yang terluka sembari berkata “saya sudah katakan hal ini akan sia-sia. Temanmu telah mati dan kamu sendiri terluka parah”.
“Tetapi tindakanku tak sia-sia Pak letnan” jawab Maginsa
“Bagaimana kamu bisa katakan tidak sia-sia?” kata letnan itu. “Temanmu toh sudah mati”
“Memang benar pak, namun usahaku tidak sia-sia karena ketika saya mendapatkan dia, temanku masih hidup dan saya sangat bersyukur ketika mendengarnya berkata Maginsa, aku tahu kamu akan datang”.
Bapa, nande, turang, senina… teman yang sejati adalah teman yang setia sampai nafas kehidupan terakhir. Demikianlah Yesus adalah teman sejati kita, dan kita disebut teman atau saudara bukan ketika kita menjadi orang Kristen tapi ketika kita melakukan kehendakNya (Markus 3:31-35)
52. “MAGINSA……&…….DOMBAT”
Dombat seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri, karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya, Maginsa.
Maginsa ( sesuai dengan namanya : MAma GINting SAyang) selalu ada disampingnya untuk menemani ,menghiburnya dan menyayanginya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada Dombat , yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih Maginsa .
Maginsa bertanya kepada Dobat , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Dombat terguncang saat melihat bahwa Maginsakekasihnya itu, ternyata buta…………..
Dan akhirnya dia menolak untuk menikah dengan Maginsa yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama dia buta. (Oh….padanku kata Maginsa)
Akhirnya Maginsa pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada Dombat, “Sayangku, Nde Tigan, “tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yg telah aku berikan kepadamu.”
Bapa, Nande, Turang ras Senina, kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Dari yang seharusnya dilenyapkan namun dibebaskan. 
Tapi tidaklah demikian dengan Nuh, ketika keluar dari Perahu, yang pertama dilakukannya adalah mendirikan Mezbah bagi Tuhan, lalu ia memberikan persembahan korban. (Kej. 8:18-22).
Pesan Sponsor Minggu ini:”Janganlah lupakan Kasih setia Tuhan yang telah menyelamatkan kita, dan mari nyatakan dengan memberikan Persembahan kita untuk Mendukung Danan Program 2011 serta Pengadaan AC. SELAMAT HARI MINGGU. TYM.
“Ganti Nama : Bp. Liahna jadi Bp.Riahna”
Pak Liahna yang sangat menderita, berdoa dan memohon pada Tuhan: “Tuhan, salib yang kubawa ini terlalu berat buatku, ringankanlah beban hidup ku ini.”
Mendengar ini, Tuhan membawa orang ini pada sebuah kamar yang sangat besar sekali, semuanya berwarna putih, dan disana ada beribu salib.
“Anakku, pilihlah satu untuk kau bawa.”
Pak Liahna pun bersuka cita dan memilih salib yang paling kecil dan ringan. “Tuhan, ini saja untukku.” Tuhanpun menjawab: “Anakku, tapi itu adalah salib yang selalu kaubawa, dan baru saja kau letakkan.”
Salib adalah beban yang kita bawa dalam kehidupan kita. Yesus berkata: “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKU” Matius 10:38.
Seorang Psikiater pernah melakukan percobaan kepada 10 pasiennya yang selalu mengatakan bahwa beban hidupnyalah yang terberat yang pernah ada. Masing-masing pasien diminta menulis kesulitan, beban, kesengsaraan, kesulitan yang dialami nya diatas secarik kertas. 10 kertas ditaruh dimeja.
Masing-masing orang di minta membaca semua kertas dan memikirkan mau tukar sama kertas yang mana untuk beban kehidupannya. Ternyata ke sepuluh orang memilih mengambil kembali kertas miliknya.
Bapa, Nande, Turang ras Senina masing-masing kita mempunyai salib dalam mengikut Yesus, salib kita mungkin juga adalah mengasihi Yesus, lebih dari semuanya yang kadang menimbulkan pemisahan. Mungkin orang lain, bahkan ayah/ibu kita, saudara/i kita tidak mendukung bahkan menhambat/mengolok-olokkan kita dalam mengikut Yesus itulah salib kita. Pernyataan Yesus bahwa Ia datang membawa pemisahan bukan berartiYesus menentang ikatan Kekeluargaan, namun Kekeluargaan itu janganlah menghambat kita mengikut Yesus.
Minggu mari kita nyatakan kembali: 
Mengikut Yesus keputusanku, mengikut Yesus keputusanku
Ku tak ingkar, ku tak ingkar…………
( Salam Pak Gimbet kepada Pak Liahna , lebih baik ganti huruf “L” dengan huruf “R”.; Liahna jadi Riahna).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar